Minggu, 13 Desember 2009

ENSIKLOPEDI HEWAN YANG HALAL DAN YANG HARAM DIMAKAN

ENSIKLOPEDI HEWAN YANG HALAL DAN YANG HARAM DIMAKAN (Bagian pertama) [1]

Oleh: Wahyudi Abu Syamil Ramadhan[2]

I. KAIDAH-KAIDAH UMUM

Kaidah 1

Memakan makanan yang baik akan berakibat yang baik pada jiwa dan fisik. Maka makanan yang dibolehkan Allah SWT pastilah makanan yang bermanfaat bagi fisik, akal serta akhlak. Dari sini dapat disimpulkan bahwa setiap makanan yang yang bermanfaat (yang dibolehkan syara’) pasti makanan yang baik sebaliknya makanan yang mendatangkan mudharat (yang diharamkan syara’) tentulah makanan yang kotor (tidak baik). Memakan makanan yang halal lagi thoyyib akan berpengaruh secara signifikan pada hati serta dan dikabulkannya doa dan ibadah. Sebaliknya memakan makanan yang haram berdampak pada ditolanya doa dan ibadah. Sebagaimana firman Allah SWT:

أُولَئِكَ الَّذِينَ لَمْ يُرِدِ اللَّهُ أَنْ يُطَهِّرَ قُلُوبَهُمْ لَهُمْ فِي الدُّنْيَا خِزْيٌ وَلَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ عَذَابٌ عَظِيمٌ (41) سَمَّاعُونَ لِلْكَذِبِ أَكَّالُونَ لِلسُّحْت

Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram (QS Al Maidah: 41 – 42)

Bila seseorang tidak menjaga dan memperhatikan makanan yang dimakannya maka bagaimanakah mungkin Allah SWT akan mensucikan jiwanya dan mengabulkan doanya?

Nabi bersabda:

أيها الناس إن الله طيب لا يقبل إلا طيبا وإن الله أمر المؤمنين بما أمر به المرسلين فقال { يا أيها الرسل كلوا من الطيبات واعملوا صالحا إني بما تعملون عليم } [ 23 / المؤمنون / الآية 51 ] وقال { يا أيها الذين آمنوا كلوا من طيبات ما رزقناكم } [ 2 / البقرة / الآية 172 ] ثم ذكر الرجل يطيل السفر أشعث أغبر يمد يديه إلى السماء يا رب يا رب ومطعمة حرام ومشربه حرام وملبسه حرام وغذي بالحرام فأنى يستجاب لذلك ؟

Wahai manusia sesungguhnya Allah adalah zat yang Maha baik, tidak menerima kecuali yang baik dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang yang beriman seperti apa yang diperintahkan kepada para Nabi (yaitu hanya memakan makanan yang halal lagi baik). Allah befirman: Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang saleh. Sesungguhnya Aku Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Mukminuun: 51). Allah juga berfirman: Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang kami berikan kepadamu.(QS al Baqara: 172). Kemudian Nabi menceritakan seorang laki-laki yang melakukan perjalanan yang jauh, tampilannya kusut, penuh debu kemudian dia menegadahkan tangannya kelangit dan bedo’a ya Tuhanku…ya Tuhanku. Sementara makanannya, minumannya dan pakainan dari sumber yang haram serta memberikanan makanan juga dengan yang haram. Maka bagaimana mungkin doanya terkabulkan? (HR. Muslim no. 1015).

Makanan yang halal atau haram akan mempengaruhi jiwa, perilaku dan kekonsistenan seseorang secara individu. Demikian juga hal ini akan mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan. Karena masyarakat terbentuk dari individu-individu. (Bersambung)

Yogyakarta, 13 desember 2009



[1] Buku aslinya berjudul AL HAYAWANAT MAA YAJUUZU AKLAHU WA MAA LAA YAJUUZU KARYA SULAIMAN BIN SHALIH AL KHURASYI

[2] Santri Ma’had Umar bin Khattab dan Ma’had Hamfara Yogyakarta, Mahasiswa pascasarjana UNY di Yogyakarta

Tidak ada komentar: