Jumat, 11 Desember 2009

Bolehkah sahur saat adzan berkumandang

Apakah boleh makan sahur pada waktu azan? Andai saya lakukan apakah puasa saya tetap sah? (Faisal, Banjarmasin)

Jawab

Batas waktu sahur adalah hingga telah tampak jelas antara benang putih dari benang hitam atau telah masuk fajar shadiq. Hal ini berdasarkan firman Allah SWT:

... وكُلوا واشربوا حتى يتبينَ لكم الخيطُ الأبيضُ من الخيطِ الأسودِ من الفجرِ ثم أتمُّوا الصيامَ إلى الليلِ ...

Artinya: …dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam…(QS al Baqarah: 187).

Ukuran fajar shadiq adalah saat dikumandangkan adzan kedua. Bukan adzan yang pertama. Karena berdasarkan sunnah nabi adzan dilakukan dua kali. Berdasarkan hadist nabi saw:

أن بلالاً كان يؤذِّن بليل ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم : كلوا واشربوا حتى يؤذِّن ابن أم مكتوم ، فإنه لا يؤذِّن حتى يطلع الفجر ...

Artinya: bahwasanya Bilal mengumandangkan adzan pada malam hari. Maka rasul saw bersabda: makan dan minumlah kalian hingga Abdullah bin umi maktum mengumandangkan adzan, karena Abdullah bin Umi Maktum adzan pada saat terbit fajar (HR Bukhari, Muslim, an Nasaai, Ahmad, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaimah).

Dari hadist ini juga dapat kita fahami bahwa batas waktu sahur adalah saat adzan karena adzan kedua menunjukan telah masuknya fajar shadiq.

Akan tetapi apabila adzan sudah dikumandangkan sedangkan masih ada sedikit makanan atau minuman yang belum habis maka diperbolehkan menyelesaikannya. Syaikh Mahmud Abdul Latif Uwaidhah salah seorang ulama Hizbut Tahrir dalam kitab beliau al jami’ li ahkamish shiyam menyatakan:

4- وأقول لخائفٍ من تأخير السَّحور : إِنه إن سمع الأذان الثاني وكانت في يده لقمةٌ من طعام أو شربةٌ من ماء فلْيأكلْها ولْيشربْها ، فإِن الأذان لا يعني الحَدِّية في التوقف عن الطعام والشراب ، لا سيما وأنهم يُعجِّلون الأذان الثاني احتياطاً ، وقد دلَّ على هذا الحديث في البند 6 .

Saya katakan bagi orang yang takut dalam mengakhirkan sahur: bahwasanya jika dia mendengar adzan yang kedua sementara ditangannya masih ada segenggam makanan atau sedikit minuman maka makan dan minumlah. Karena adzan kedua bukanlah waktu yang membatasi dari makan dan minum. Apalagi bila mereka tergesa-gesa dalam pelaksanaan adzan yang kedua karena alasan kehati-hatian. Dalil yang membolehkan hal ini adalah hadist pada point (6).

Hadist yang beliau maksud adalah:

6- عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : { إذا سمع أحدُكم النداءَ والإِناءُ على يده ، فلا يضعه حتى يقضي حاجته منه } . رواه أبو داود ( 2350 ) وأحمد والدارَقُطني ، والحاكم وصححه ، وأقرَّه الذهبي .

Dari abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda: apabila salah seorang dari kalian mendengar adzan (adzan kedua) dan bejana (makanan) ada dihadapannya maka janganlah menyembunyikannya (berhenti makan) hingga dia menyelesaikan hajatnya. (HR Abu dawud no. 2350, Ahmad dan al daraquthni. Disahihkan oleh al Hakim dan disetujui oleh adz-dzahabi)

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa makan dan minum pada saat adzan berkumandang masih dibolehkan bila dia belum sempat bersahur atau sekedar untuk menghabiskan sisa makanan. Maka sah puasanya. Wallahu ‘alam.

Wahyudi Abu Syamil Ramadhan

Yogyakarta, 12-12-2009

Tidak ada komentar: