Kamis, 18 Agustus 2011

KHUTBAH IDUL FITRI 1432 H MEWUJUDKAN KETAKWAAN HAKIKI


ألله اكبر ألله اكبر ألله اكبر x 3 ألله اكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا أشهد أن لااله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى أله وأصحابه ومن تبعهم باحسان إلى يوم الدين.أما بعد : فيا ايها الحاضرون والحاضرات اتقوا الله فقد فاز المتقون ز واعلموا أن يومكم هذا يوم عظيم وعيد كريم قال الله تعالى اعوذ بالله من الشيطان الرجيم بسم الله الرحمن الرحيم وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ.الله أكبر ألله أكبر ألله أكبر ولله الحمد
Ma’syiral muslimin rahimakumullah
Pertama sekali kami sampaikan ucapan: تفبل الله منا ومنكم “Semoga Allah menerima amal ibadah dari kami dan dari Anda sekalian” dan من العائدين الفائزين المقبولين “Semoga Allah menjadikan kita sekalian orang-orang yang kembali ke fithrah yang berbahagia dan yang diterima amal ibadahnya.” Amien.
الله أكبر ألله أكبر ألله أكبر ولله الحمد
Ma’syiral muslimin rahimakumullah
Hasil akhir dari amaliyah ramadhan adalah “la’allakum tattaqun” (menjadi pribadi-pribadi yang bertaqwa). Pengertian taqwa menurut ulama adalah:
التقوئ :خشية الله و طاعته و الإستعداد للقائه سبحانه
Takwa adalah perasaan takut kepada Allah SWT, taat kepada-Nya, dan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan Allah SWT (At-Taisir fi ushuli at-tafsir hal. 213)
Yang dimaksud dengan takut kepada Allah adalah takut dengan murka dari Allah SWT. Orang takut kepada Allah akan senantiasa merasa dikontrol oleh Allah. Rasa takut inilah yang mencegah bermaksiat kepada-Nya, baik di keramaian maupun saat sendirian. Rasa takut yang semestinya tumbuh dalam menjalankan amaliyah puasa di bulan ramadhan. Kita tidak berani membatalkan puasa saat sendirian meski dengan seteguk air. Demikian pula kita tidak berani berbuka puasa sebelum waktunya, meskipun tinggal satu menit.
Ma’syiral muslimin rahimakumullah
Rasa takut ini semestinya terwujud dalam setiap aktivitas kita yang lain. Kita tidak berani mengambil uang yang bukan hak kita. Kita takut mengambil harta riba meskipun hanya 1 rupiah. Kita takut memasukkan dalam tubuh kita dan keluarga kita dari harta yang diharamkan Allah, meskipun itu hanya satu suap. Dan seterusnya. Rasa takut kepada Allah seperti inilah yang akan menolong kita dari dahsyatnya hari kiamat kelak. Allah SWT akan menolong dengan naungan-Nya saat tidak ada naungan kecuali naungan dari Allah semata. Nabi bersabda:
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ فِى ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلاَّ ظِلُّهُ … وَرَجُلٌ طَلَبَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ فَقَالَ إِنِّى أَخَافُ اللَّهَ
Ada tujuh golongan yang akan dinaungi Allah di bawah naungan- Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya … Seorang lelaki yang diajak seorang perempuan cantik dan berkedudukan untuk berzina tetapi dia berkata, “Aku takut kepada Allah!”(Mutafaq ‘alaih)
الله أكبر ألله أكبر ألله أكبر ولله الحمد
Ma’syiral muslimin rahimakumullah
Ciri yang kedua dari orang yang bertakwa kepada Allah adalah taat dengan seluruh perintah Allah. Puasa selama satu bulan, melatih ketaatan untuk bangun sebelum fajar untuk makan sahur, menahan diri dari hal-hal yang diluar puasa diperbolehkan, seperti makan dan minum, membasahi lisan dengan tilawah al quran, dan qiyam lail di malam bulan ramadhan. Muslim yang taat kepada Allah tidak akan memilih-milih hokum Allah. Jika hokum Allah mendatangkan keuntungan keduniaan maka dia bersegera melaksanakan, sebaliknya jika syariat Allah tidak sesuai dengan kehendaknya, dia menolaknya. Sikap mukmin yang benar jika diseru Allah dan Rasul-Nya adalah kalimat: “sami’na wa atho’na” kami mendengar dan kami taat. Bukan “kami mendengar, kami timbang-timbang dulu, jika menguntungkan kami taat, tapi jika mengurangi pendapatan, jika melanggar HAM, jika bertentangan dengan demokrasi maka kami tolak. Na’u dzubillah min dzalik.
Namun, kenyataannya inilah yang terjadi. Gosip yang notabene ghibah yang diharamkan digemari dengan alasan hiburan atau infotainment. Zina yang jelas haram dibolehkan oleh UU jika dilakukan atas dasar suka sama suka. Sementara orang yang berpoligami dicaci-maki. Ada seorang politisi lebih nyaman mengaku “kumpul kebo” ketimbang mengakui bahwa telah melakukan nikah siri. Wanita yang menutup aurat dengan baik tidak disenangi, sebaliknya wanita yang mengumbar aurat dipuji dan dinanti. Orang yang ingin menerapkan syariat Islam secara kaffah dituduh fundamentalis, radikalis, dan teroris. Sementara koruptor dilindungi. Hokum qishas (hokum bunuh dalam kasus pembunuhan terencana) dianggap melanggar HAM sehingga ditolak habis-habisan. Padahal perintah hokum qisash lafadznya dalam al qur’an hamper sama dengan perintah ibadah puasa, bahkan masih dalam surah yang sama, yakni surah al baqarah. Jika perintah puasa berbunyi “ya ayyuhalladzina aamanu kutiba ‘alaikum ash-shiyam” dalam surah al-baqarah ayat 185 disambut dengan gegap gempita. Namun sambutan berbeda terhadap perintah “ya ayyuhalladzina aamanu kutiba ‘alaikum al-qishash fi al qatla” wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian hokum qishash dalam kasus pembunuhan (QS.Al Baqarah [2]: 178). Na’u dzubillah min dzalik. Bukankah ini sikap memilih-milih hokum Allah. Padahal Allah berfirman:
أَفَتُؤْمِنُونَ بِبَعْضِ الْكِتَابِ وَتَكْفُرُونَ بِبَعْضٍ فَمَا جَزَاءُ مَنْ يَفْعَلُ ذَلِكَ مِنْكُمْ إِلَّا خِزْيٌ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ يُرَدُّونَ إِلَى أَشَدِّ الْعَذَابِ
Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat (QS. Al-Baqarah [2]: 85)
الله أكبر ألله أكبر ألله أكبر ولله الحمد
Ma’syiral muslimin rahimakumullah
Ciri ketiga dari orang yang bertakwa adalah senantiasa mempersiapkan diri untuk pertemuan dengan Allah SWT. Ada dua kegembiraan orang yang berpuasa yaitu saat berbuka dan saat bertemu dengan Allah SWT. Kebahagiaan saat dapat menatap zat yang telah menghidupkannya, zat yang memberinya rizki, dan zat yang melapangkan segala urusannya. Padahal hanya orang yang masuk surga saja yang dapat bertemu dan menyaksikan Allah SWT. Maka orang yang bertakwa senantiasa mempersiapkan diri untuk menyongsong pertemuan tersebut. Dan sebaik-baik bekal yaitu takwa. Sebagaimana firman Allah:
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa (QS. Al-Baqarah[2]: 197)
Bekal menyongsong pertemuan dengan Allah bukanlah harta, karena harta hanya mengantar kita hingga di pintu rumah. Bukan pula keluarga, karena keluarga hanya mengantar hingga di depan liang lahat. Bukan pula jabatan, popularitas, title yang berderet-deret, dsb.
الله أكبر ألله أكبر ألله أكبر ولله الحمد
Ma’syiral muslimin rahimakumullah
Untuk mencapai predikat takwa yang sesungguhnya. Tidak hanya ketakwaan secara individual tapi juga ketakwaan kolektif. Maka setidaknya ada 3 pilar penting yang mesti ditegakkan.
Pertama, mempelajari, memahami, dan mendalami ilmu-ilmu agama
Dengan ilmu kita dapat ma’rifat atau mengenal Allah dengan lebih dekat, dengan ilmu kita dapat membaca al quran dan memahaminya dengan pemahaman yang benar, dengan ilmu kita mengetahui yang halal dan yang haram, dengan ilmu kita akan takut dengan murka Allah. Karena hanya hamba Allah yang berilmu saja yang akan takut kepada-Nya. Allah berfirman:
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ [فاطر: 28]
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (QS. Faathir [35]: 28)
Kedua, mesti ada lingkungan atau kebiasaan saling nasihat-menasihati.
Tidak boleh ada anggapan “yang penting kulo lan keluargo selamet, wong lio ben wae” yang penting saya dan keluarga selamat, orang lain biar saja. Sungguh ini adalah anggapan yang keliru. Karena seandainya sikap ini yang ada tentu Islam tidak akan sampai ke tempat kita ini. Tapi karena kesungguhan para da’I, para wali yang menyebarkan Islam maka kita mendapati cahaya kebenaran ini. Selain itu Rasul saw menggambarkan masyarakat itu bagaikan sebuah kapal dengan dua lantai. Cadangan minuman ada dilantai 2. ketika orang yang ada di lantai 1 haus dan mereka tidak ingin merepotkan orang yang ada dilantai 2, lalu mereka melubangi kapal untuk mendapatkan air. Selanjutnya orang yang ada di lantai 2 tidak mencegahnya. Maka apa yang terjadi? Bukan hanya orang yang melubangi kapal atau orang yang berbuat kesalahan yang tenggelam,tapi semuanya.
Pilar ketiga adalah Negara/ulil amri yang melaksanakan syariat.
Islam yang sempurna tidak akan tegak secara sempurna tanpa ada Negara yang menjalankannya. Hujjatul Islam Imam al Ghazali bahkan menegaskan bahwa agama dan kekuasaan adalah ibarat saudara kembar yang tidak dapat dipisahkan.
الدينُ والسلطانُ تَوْأَمَانِ... الدين أُسٌ والسلطانُ حارسٌ وما لا أُس له فمهدومٌ وما لا حارس له فضائعٌ (الإقتصاد في الإعتقاد ص .76)
Agama dan kekuasaan bagaikan saudara kembar… agama adalah asasnya dan kekuasaan adalah penjaganya, apa saja yang tidak memiliki asas maka akan hilang dan apa saja yang tidak memiliki penjaga maka akan hancur.
Maka keberadaan Negara yang menerapkan syariah mutlak diperlukan untuk mewujudkan pribadi-pribadi yang bertakwa. Yaitu pribadi-pribadi yang senantiasa takut kepada Allah, taat kepadanya dan mempersiapkan diri untuk bertemu dengan rabbnya. Semoga kita termasuk orang yang sukses meraih predikat takwa.
بارك الله لى ولكم فى القرأن العظيم ونفعنى وإياكم بما فيه من الأيات والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلاوته إنه هو السميع العليم أقول قولى هذا وأستغفر الله العظيم لى ولكم ولسائر المسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم .
الخطبة الثانية
الله أكبر 3 الله أكبر 3 الله أكبر . الله أكبر كبيرا والحمد لله كثيرا وسبحان الله بكرة وأصيلا.أشهد أن لاإله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله . اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين وسلم تسليما كثيرا .أما بعد. فيا أيها الناس اتقوا الله ولازموا الصلاة على خير خلقه عليه الصلاة والسلام. فقال تعلئ: إن الله وملائكته يصلون على النبى . يا أيها الذين أمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين . وعلى التابعين ومن تبعهم بإحسان الى يوم الدين. وارحمنا معهم برحمتك يا أرحم الراحمين.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحياء منهم والأموات إنك على كل شيئ قدير . اللهم أعز الإسلام والمسلمين. وأهلك الكفرة والمشركين . ودمر أعداءك أعداءنا و أعداء الدين. ربنا اغفر لنا ولإخواننا الذين سبقونا بلإيمان ولا تجعل فى قلوبنا غلا للذين أمنوا ربنا إنك رؤوف الرحيم. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
Penyusun: Wahyudi Ibnu Yusuf (Mudir Ma’had Taqiyuddin An-Nabhani BJM)
Disampaikan di Masjid Nurul Islam desa Hayup Kec. Haruai Kab.Tabalong (Kampung halaman penyusun)