Selasa, 29 Juni 2010

Lanjutan pembahasan tentang Illat


Lanjutan pembahasan tentang Illat (penanya: 085754035xxx)
Berikut saya kutipkan dari nsakah buku Ensiklopedi Hewan Halal dan Haram karya saya, semoga dapat terbit dalam waktu dekat. Mohon doanyanya.

Tidak ada ‘illat berkaitan dengan makanan (hewan) sebagaimana tidak ada ‘illat yang berkaitan dalam ibadah, akhlak, dan pakaian tidak boleh dikaitkan dengan ‘illat sama sekali. Sebab, hukum-hukum semacam ini tidak mengandung ‘illat. Hukum seperti ini diambil sesuai dengan apa yang terdapat dalam nash saja, tanpa dikaitkan sama sekali dengan ‘illat, seperti halnya shalat, shaum, haji, zakat, tata cara shalat, bilangan raka’at shalat, manasik haji, nishab zakat, dan yang sejenisnya, diambil secara tauqifi sebagaimana adanya, dan diterima dengan penuh kepasrahan tanpa melihat aspek ‘illat-nya. Bahkan, tidak mencari-cari ‘illat-nya.

Begitu pula pengharaman memakan bangkai, daging babi, dan yang sejenisnya, sekali-kali tidak dicari-cari ‘illat-nya. Bahkan termasuk suatu kesalahan yang cukup berbahaya apabila mencari ‘illat bagi hukum-hukum tadi. Sebab, apabila ada usaha untuk mencari ‘illat bagi suatu hukum atas perkaraperkara tersebut, tentu implikasinya adalah apabila hilang ‘illat-nya, hukumnya pun akan hilang, sebab “‘illat itu senantiasa mengikuti ma’lulnya, ada atau tidaknya (al ‘illatu tadurru ma’al ma’lul wujudan wa ‘adaman).” (Mafaahim Hizbut-Tahrir hal. 56-57)
Yogyakarta, 15 Rajab 1431 H/27 Juni 2010
Al Faqir ilallah: Wahyudi Abu Syamil Ramadhan

Tidak ada komentar: