Lanjutan
pembahasan tentang Illat (penanya: 085754035xxx)
Berikut
saya kutipkan dari nsakah buku Ensiklopedi Hewan Halal dan Haram karya saya,
semoga dapat terbit dalam waktu dekat. Mohon doanyanya.
Tidak
ada ‘illat berkaitan dengan makanan (hewan) sebagaimana tidak ada ‘illat yang
berkaitan dalam ibadah, akhlak, dan pakaian tidak boleh dikaitkan dengan ‘illat
sama sekali. Sebab, hukum-hukum semacam ini tidak mengandung ‘illat. Hukum
seperti ini diambil sesuai dengan apa yang terdapat dalam nash saja, tanpa
dikaitkan sama sekali dengan ‘illat, seperti halnya shalat, shaum, haji, zakat,
tata cara shalat, bilangan raka’at shalat, manasik haji, nishab zakat, dan yang
sejenisnya, diambil secara tauqifi sebagaimana adanya, dan diterima dengan
penuh kepasrahan tanpa melihat aspek ‘illat-nya. Bahkan, tidak mencari-cari
‘illat-nya.
Begitu
pula pengharaman memakan bangkai, daging babi, dan yang sejenisnya, sekali-kali
tidak dicari-cari ‘illat-nya. Bahkan termasuk suatu kesalahan yang cukup
berbahaya apabila mencari ‘illat bagi hukum-hukum tadi. Sebab, apabila ada
usaha untuk mencari ‘illat bagi suatu hukum atas perkaraperkara tersebut, tentu
implikasinya adalah apabila hilang ‘illat-nya, hukumnya pun akan hilang, sebab
“‘illat itu senantiasa mengikuti ma’lulnya, ada atau tidaknya (al ‘illatu
tadurru ma’al ma’lul wujudan wa ‘adaman).” (Mafaahim Hizbut-Tahrir hal. 56-57)
Yogyakarta, 15 Rajab 1431 H/27 Juni 2010
Al Faqir ilallah: Wahyudi Abu Syamil Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar