Selasa, 01 Desember 2009

Menyongsong Hari Kiamat

Menyongsong Hari Kiamat*
Oleh: Abu Syamil Ramadhan**
Dalam beberapa pekan terakhir ini. jutaan pasang mata di dunia disuguhi sebuah film yang mengambarkan hari yang dahsyat, hari yang menakutkan. Ya... hari itu adalah hari kiamat. Seperti film-film sebelumnya yang bertema sama seperti film The Day After Tomorrow (2004) dan Knowing (2009) maka film ini juga menuai kontroversi. Penyebab kontroversinya adalah keberanian pembuat film ini. keberanian meramalkan waktu terjadinya kimat. Yaitu 21 Desember 2012.
Beberapa tokoh di Indonesia telah meminta agar pemerintah menghentikan peredaran film ini. Anehnya film yang biaya produksinya menelan biaya US $260 juta ini justru direspon pasar dengan luar biasa. Bioskop2 penuh. Tak terkecuali di Indonesia. Wajar saja jika dalam hitungan hari, laba yang diraup oleh produsernya amat banyak. Hanya dalam waktu tiga hari, film yang dibintangi aktor John Cusack ini nyaris sudah mendekati break event point, yakni meraup pendapatan sebesar US $225 juta. Inilah kenyataan masyarakat kita ”makin dilarang makin menjadi”.
Isu tentang “Kiamat 2012” sangat terkait dengan ramalan suku Maya sebagaimana digambarkan dalam salah satu penanggalan kunonya yang menyatakan jika pada 21 Desember 2012 akan terjadi pergantian abad yang ditandai dengan “pembersihan bumi”. Dalam peristiwa ini, umat manusia akan memulai satu abad yang sama sekali baru. Ramalan suku Maya memang sangat diperhatikan banyak kalangan, dari akademisi hingga kalangan supranatural, disebabkan bangsa ini memang terkenal dengan keakuratan sistem penanggalannya.
Benarkah Suku Maya menyatakan 21 Desember 2012 sebagai Hari Kiamat? Ternyata tidak demikian. Menurut Lawrence E. Joseph, yang juga dikuatkan oleh peneliti-peneliti sistem penanggalan Maya dunia lainnya seperti Jose Arguelles, Ph.D; Robert K. Stiller; dan lain-lain, mereka menyatakan jika di paruh akhir tahun 2012 yang akan terjadi bukanlah kiamat dalam artian musnahnya seluruh umat manusia dan kehidupan di bumi, namun lebih merupakan satu perpindahan zaman yang entah benar atau tidak, akan diwarnai oleh bencana alam yang hebat.
Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT dan hari kemudian, bagaimanakah kita menyikapi persoalan ini? jawabnya. Kita wajib yakin akan datangya hari kiamat. Karena Allah SWT telah menjelaskanya dalam banyak ayat al-qur’an. Lantas kapan terjadinya? Tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah SWT. Orang-orang Quraisy pernah menanyakan hal ini kepada Nabi saw. Sebagaimana dalam Firman-Nya:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لَا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلَّا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ لَا تَأْتِيكُمْ إِلَّا بَغْتَةً يَسْأَلُونَكَ كَأَنَّكَ حَفِيٌّ عَنْهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: ”Bilakah terjadinya?” Katakanlah: ”Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: ”Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.(QS: al a’raf: 187)
Bahkan saat Malaikat jibril as menanyakan tentang Iman, Islam dan Ihsan. Satu pertanyaan sisipan dari Jibril as adalah tentang kapan terjadinya hari kiamat. Sebagaimana diriwayatkan dalan sebuah hadist dari Abu Hurairah ra: ...
مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « مَا الْمَسْئُولُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ ، وَسَأُخْبِرُكَ عَنْ أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتِ الأَمَةُ رَبَّهَا
Malikat Jibril bertanya, kapankah terjadinya hari kiamat? Nabi menjawab ”tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari yang bertanya, akan tetapi aku akan mengabarkan kepadamu tanda-tandanya yaitu apabila seorang ibu telah melahirkan majikannya (HR Bukhari no. 50)
Yang terpenting bagi kita bukan kapan terjadinya kiamat. Sebagaimana kapan datangnya ajal kita. Tapi yang terpenting adalah apa yang sudah kita siapkan untuk menyongsong datangnya hari kiamat? Sebagaimana sebuah hadist dari tsabit bin anas ra:
أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – عَنِ السَّاعَةِ ، فَقَالَ مَتَى السَّاعَةُ قَالَ « وَمَاذَا أَعْدَدْتَ لَهَا » .
قَالَ لاَ شَىْءَ إِلاَّ أَنِّى أُحِبُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ – صلى الله عليه وسلم - . فَقَالَ « أَنْتَ مَعَ مَنْ أَحْبَبْتَ
Artinya: seorang laki-laki bertanya kepada Nabi saw tentang hari kiamat. Dia berkata ”kapankah hari kiamat terjadi?” Nabi menjawab : apa yang telah engkau persiapkan untuk menyongsong datangnya hari kiamat? Laki laki itu kemudian menjawab” tidak ada ya rasul kecuali bahwasanya aku mencintai Allah dan rasul-Nya. Nabi kemudian menyatakan ” Engkau beserta siapa saja yang engkau cintai (Mutafaq ’alaih).

Jelaslah sekarang bagi kita. Pertanyaannya bukan kapan kiamat terjadi? Tapi apa yang sudah kita siapkan untuk menyongsong kedatangannya? Dengan kata lain berapa banyak kebaikan yang sudah kita lakukan? Sudah jernihkah aqidah kita? Tidakkah akidah kita tercampur dengan yang sesuatu yang dapat merusaknya seperti syirik, takhyul, bid’ah dan khurafat. Sudah semata karena Allahkah amal-amal kita? Sudahkah kita menjaga diri kita dan keluarga kita dari umpan api neraka? Sudahkah kita menyeru kepada yang ma’ruf serta mencegah dari yang mungkar? Sementara disekeliling kita banyak terdapat kemaksiatan. Aliran sesat meraja lela, pornografi dan pornoaksi dimana-mana, perzinahan dilakukan dengan terbuka, aborsi dari tahun ketahun terus meningkat dst...pertanyaan selanjutnya adalah sudahkah negara kita menerapkan hukum-hukum Allah dalam segala aspek? Padahal mengobral SDA kita kepada asing adalah kezaliman, bersikap manis pada negara teroris adalah kemaksiatan sekaligus pengkhiantan pada Allah, Rasulnya dan orang-orang yang beriman. Termasuk membiarkan beredarnya film 2012 yang akan merusak akidah umat adalah sikap yang hanya akan mendatangkan murka Allah SWT. Termasuk upaya mempersiap diri untuk menyongsong hari kemudian adalah berjuang dengan bersungguh-sungguh untuk membait seorang khalifah yang akan menerapkan hukum-hukum Allah. Bukan hanya menunggu datangnya Imam Mahdi. Karena ditunggu ataupun tidak Imam Mahdi tetap akan datang. Berjuang ataukah tidak Imam Mahdi akan tetap menjelang. Maka sikap diamnya kita dengan hanya menunggu adalah sebuah dosa dan kemaksiatan. Sebagimana Sabda Nabi:
من خلع يدا من طاعة لقي الله يوم القيامة لا حجة له ومن مات وليس في عنقه بيعة مات ميتة جاهلية
Artinya: Barang siap menarik tangannya dari ketaatan maka dia akan bertemu Allah pada hari kiamat tanpa memiliki hujjah, dan barang siapa mati tanpa bai’at (khalifah) di pundaknya maka dia mati seperti mati masa masa jahiliyah (HR Muslim)
بارك الله لي ولكم فى القران العظيم ونفعنى و اياكم بما فيه من الايات و الذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم اقول قولى هذا واستغفر الله لى ولكم ولسا ئر المسلمين و المسلمات والمؤمنين والمؤمنات فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم
عباد الله ان الله يأمر بالعدل و الاحسان وايتاء ذالقربى وينهي عن الفخشى و المنكر والبغي يعظكم لعلكم تذكرون فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه علي نعمه يزدكم واسألوه من فضله يعطكم ولذكر الله أكبر

• Disampaikan pada khutbah jum’at di Masjid Siswa Graha Yogyakarta pada tanggal 3 Dzulhijjah 1430 H
• Santri Ma’had Umar bin Khattab dan Ma’had Hamfara Yogyakarta asuhan KH. Muhammad Siddiq al jawi, MSI, Mahasiswa Pascasarjana UNY

Tidak ada komentar: