Rabu, 14 Juli 2010

RAJAB:ISRA MI’RAJ DAN RUNTUHNYA KHILAFAH


RAJAB:ISRA MI’RAJ DAN RUNTUHNYA KHILAFAH
Ayyuhal hadhiruun
Hari ini kitab berada dipenghujung bulan  Rajab. Dalam sejarah umat Islam, ada dua peristiwa penting yang terjadi dipenghujung bulan Rajab ini. Peristiwa pertama adalah sebuah peristiwa yang sangat diketahui oleh kaum muslimin, sedangkan peristiwa penting kedua tidak banyak diketahui oleh kaum muslimin.
Peristiwa pertama adalah isra dan mi’raj nabi  saw.  Isra’ adalah diperjalankannya Nabi saw dari Makkah (masjidil haram) ke Palestina atau tepatnya masjidil aqsa. Peristiwa Ini diabadikan dalam al qur’an surah al isra ayat 1, Allah SWT berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Sedangan mi’raj adalah diangkatnya Nabi saw dari masjidil aqsa ke sidratul muntaha. Disinilah Nabi saw menerima perintah shalat lima waktu.
Isra’dan mi’raj ini menjadi ujian keimanan bagi kaum muslimin, karena sebagian orang meragukan kebenaran terjadinya peristiwa tersebut. Oleh karena itu pendekatan yang tepat bagi kita adalah pendekatan keimanan. Bahwa al qur’an itu kalamullah yang haq. Bahwa seluruh isi al qur’an benar. Termasuk terjadinya isra dan mi’raj itu benar.
Ayyuhal hadhiruun
Peristiwa kedua, yang saya katakan di atas adalah peristiwa yang tidak banyak diketahui oleh kaum muslimin. Peristiwa tersebut adalah runtuhnya institusi pelaksana hokum-hukum Islam, institusi penjaga bumi mi’raj (palestina),  institusi pelindung kehormatan kaum muslimin, bahkan saat seorang perempuan yang dilanggar kemormatannya institusi ini mengirim pasukan dalam jumlah yang besar untuk memberikan hukuman kepada pelanggarnya,  institusi yang menyebarkan kerahmatan di dunia yang terbentang dari Indonesia hingga Andalusia, kerahmatan bagi seluruh alam termasuk non muslim sekalipun. Peristiwa itu adalah runtuhnya Khilafah Islamiyah yang terakhir yaitu pda tanggal 28 Rajab 1342 H.
Mengapa peristiwa ini tidak banyak diketahui oleh kaum muslimin? Salah satu jawabannya adalah distorsi sejarah. Musuh musuh Islam sengaja menulis sejarah yang menjauhkan umat Islam dari sejarahnya yang benar. Dalam buku-buku sejarah runtuhnya khilafah terakhir yaitu di Turki disebut sebagai tonggak reformasi Turki. Sedangkan reformisnya adalah Mustafa Kamal. Padahal kenyataannya Mustafa Kamal adalah musuh Islam, seorang Yahudi yang berkonspirasi dengan  Inggris untuk meruntuhkan khilafah.
Sejak khilafah diruntuhkan terjadilah sekulerisasi yang luar biasa di Turki. Bahasa arab sebagai bahasa resmi Negara diubah menjadi bahasa latin, perempuan dilarang menggenakan busana islami, system Negara diubah menjadi republic parlementer, bahkan pernah adzan wajib dikumandangkan dalam bahasa turki. Na’uzubillah.
Sejak khilafah runtuh. Kaum muslimin bagai anak yang kehilangan induknya. Mereka hidup dalam ketakutan, penjajahan, kemiskinan, kelaparan dan keterbelakangan. wajarlah kiranya jika para ulama menyatakan runtuhnya khilafah adalah  ummul jaraa’im (Induk dari keburukan).  Keburukan terbesar adalah tidak diterapkannya lagi hokum-hukum Islam. Padahal khilafah adalah insitusi pelaksana hokum-hukum Islam. Agama dan khilafah bagaikan saudara kembar  yang tidak dapat dipisahkan, dalam kontek inilah hujjatul Islam imam al Ghazali menyatakan:
الدين والسلطان توأمان... الدين أس والسلطان حارس وما لا أس له فمهدوم وما لا حارس له فضائع
“Agama dan kekuasaan bagaikan saudara kembar… Agama adalah asas dan kekuasaan adalah penjaganya. Apa saja yang tak ada asasnya akan hancur, dan apa saja yang tak ada  penjaganya akan lenyap.” (Imam Ghazali, Al-Iqtishad fi Al-I’tiqad, hal. 76)
Ayyuhal hadhirun
Khilafah yang runtuh 89 tahun yang lalu adalah Negara yang menjadi kelanjutan dari Negara yang pernah dibangun oleh Nabi saw di kota Madinah al Munawwarah. Kemudian dilanjutkan oleh para khalifah yang diberi petunjuk atau khulafa ar rasyidiin, disusul khilafah bani Umayyah, Abassiyah dan Ustmaniyah. Negara yang diwariskan Nabi inilah yang dikemudian hari menjadi institusi yang menyebarkan hidayah keseluruh dunia, menjadi bukti kejayaan Islam yang terbentang di tiga benua yaitu Asia termasuk Indonesia, Afrika dan sebagian Eropa.
Ayyuhal hadhirun
Kita boleh bahkan harus sedih dengan runtuhnya khilafah. Tapi Rasul telah memberikan kabar gembira kepada kita akan kembali tegaknya khilafah sebagaimana masa khulafa ar rasyidiin. Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad nabi menggambarkan fase-fase perjalanan umat Islam. Dimulai dari masa kenabian, masa tersebut akan berakhir dan diganti dengan masa khulafa rasyidiin, masa itupun telah berakhir dan diganti dengan masa mulkan ‘aadhan (khalifah yang buruk pelaksaan hokum islamnya), masa itupun telah berakhir dengan runtuhnya khilafah di Turki. Masa sekarang inilah yang Nabi sebutkan sebagai masa mulkan jabriatan (masa penguasa yang zhalim karena tidak menerapkan hokum islam), setelah itu nabi mengabarkan akan kembali tegaknya khilafah yang mengikuti metode kenabian (tsumma takunu khilafan ‘ala minhaji an nubuwwah).
Ayyuhal hadhirun
Menyimak kabar gembira dari Nabi tersebut tentu kita senang dan rindu. Tapi itu saja tidak cukup. Kita harus berjuang mencurahkan segenap potensi kita hingga tegaknnya khilafah yang dijanjikan tersebut. Sebagaimana sikap para sahabat saat dijanjikan bahwa konstantinopel akan dibebaskan dan sebaik-baik pemimpin dan pasukan adalah yang membebaskan konstantinopel. Mereka berjuang hingga konstantinopel  dibebaskan pada masa Muhammad Murad II yang diberi gelar al Fatih. 800 tahun setalah hadist yang mengabarkan dibebaskannya kontantipel diucapkan Nabi saw.  Maka wahai hadirin, bergabunglah dengan pada pengemban dakwah yang ikhlas berkerja siang dan malam untuk mewujudkan janji Allah tersebut, Allah berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ
Shadaqallhul ‘azhim
Yogyakarta, 27 Rajab 1431 H
Wahyudi Abu Syamil Ramadhan
Disampaikan dalam khutbah di Masjid ISI Yogyakarta pada tanggal 27 Rajab 1431 H

Tidak ada komentar: