RAJAB:ISRA MI’RAJ DAN
RUNTUHNYA KHILAFAH
Ayyuhal hadhiruun
Hari ini kitab berada dipenghujung bulan Rajab. Dalam sejarah umat Islam, ada dua
peristiwa penting yang terjadi dipenghujung bulan Rajab ini. Peristiwa pertama adalah
sebuah peristiwa yang sangat diketahui oleh kaum muslimin, sedangkan peristiwa
penting kedua tidak banyak diketahui oleh kaum muslimin.
Peristiwa pertama adalah isra dan mi’raj
nabi saw. Isra’ adalah diperjalankannya Nabi saw dari Makkah
(masjidil haram) ke Palestina atau tepatnya masjidil aqsa. Peristiwa Ini
diabadikan dalam al qur’an surah al isra ayat 1, Allah SWT berfirman:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى
بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ
الْبَصِيرُ
Sedangan mi’raj adalah diangkatnya
Nabi saw dari masjidil aqsa ke sidratul muntaha. Disinilah Nabi saw menerima
perintah shalat lima waktu.
Isra’dan mi’raj ini menjadi ujian
keimanan bagi kaum muslimin, karena sebagian orang meragukan kebenaran
terjadinya peristiwa tersebut. Oleh karena itu pendekatan yang tepat bagi kita
adalah pendekatan keimanan. Bahwa al qur’an itu kalamullah yang haq. Bahwa
seluruh isi al qur’an benar. Termasuk terjadinya isra dan mi’raj itu benar.
Ayyuhal hadhiruun
Peristiwa kedua, yang saya katakan
di atas adalah peristiwa yang tidak banyak diketahui oleh kaum muslimin.
Peristiwa tersebut adalah runtuhnya institusi pelaksana hokum-hukum Islam,
institusi penjaga bumi mi’raj (palestina),
institusi pelindung kehormatan kaum muslimin, bahkan saat seorang
perempuan yang dilanggar kemormatannya institusi ini mengirim pasukan dalam
jumlah yang besar untuk memberikan hukuman kepada pelanggarnya, institusi yang menyebarkan kerahmatan di
dunia yang terbentang dari Indonesia hingga Andalusia, kerahmatan bagi seluruh
alam termasuk non muslim sekalipun. Peristiwa itu adalah runtuhnya Khilafah
Islamiyah yang terakhir yaitu pda tanggal 28 Rajab 1342 H.
Mengapa peristiwa ini tidak banyak
diketahui oleh kaum muslimin? Salah satu jawabannya adalah distorsi sejarah.
Musuh musuh Islam sengaja menulis sejarah yang menjauhkan umat Islam dari
sejarahnya yang benar. Dalam buku-buku sejarah runtuhnya khilafah terakhir
yaitu di Turki disebut sebagai tonggak reformasi Turki. Sedangkan reformisnya
adalah Mustafa Kamal. Padahal kenyataannya Mustafa Kamal adalah musuh Islam,
seorang Yahudi yang berkonspirasi dengan
Inggris untuk meruntuhkan khilafah.
Sejak khilafah diruntuhkan
terjadilah sekulerisasi yang luar biasa di Turki. Bahasa arab sebagai bahasa
resmi Negara diubah menjadi bahasa latin, perempuan dilarang menggenakan busana
islami, system Negara diubah menjadi republic parlementer, bahkan pernah adzan
wajib dikumandangkan dalam bahasa turki. Na’uzubillah.
Sejak khilafah runtuh. Kaum
muslimin bagai anak yang kehilangan induknya. Mereka hidup dalam ketakutan,
penjajahan, kemiskinan, kelaparan dan keterbelakangan. wajarlah kiranya jika
para ulama menyatakan runtuhnya khilafah adalah
ummul jaraa’im (Induk dari keburukan).
Keburukan terbesar adalah tidak diterapkannya lagi hokum-hukum Islam.
Padahal khilafah adalah insitusi pelaksana hokum-hukum Islam. Agama dan
khilafah bagaikan saudara kembar yang
tidak dapat dipisahkan, dalam kontek inilah hujjatul Islam imam al Ghazali
menyatakan:
الدين والسلطان توأمان... الدين أس والسلطان حارس وما لا أس له
فمهدوم وما لا حارس له فضائع
“Agama dan kekuasaan bagaikan
saudara kembar… Agama adalah asas dan kekuasaan adalah penjaganya. Apa saja
yang tak ada asasnya akan hancur, dan apa saja yang tak ada penjaganya akan lenyap.” (Imam Ghazali, Al-Iqtishad
fi Al-I’tiqad, hal. 76)
Ayyuhal hadhirun
Khilafah yang runtuh 89 tahun yang
lalu adalah Negara yang menjadi kelanjutan dari Negara yang pernah dibangun
oleh Nabi saw di kota Madinah al Munawwarah. Kemudian dilanjutkan oleh para
khalifah yang diberi petunjuk atau khulafa ar rasyidiin, disusul khilafah bani
Umayyah, Abassiyah dan Ustmaniyah. Negara yang diwariskan Nabi inilah yang
dikemudian hari menjadi institusi yang menyebarkan hidayah keseluruh dunia, menjadi
bukti kejayaan Islam yang terbentang di tiga benua yaitu Asia termasuk
Indonesia, Afrika dan sebagian Eropa.
Ayyuhal hadhirun
Kita boleh bahkan harus sedih
dengan runtuhnya khilafah. Tapi Rasul telah memberikan kabar gembira kepada
kita akan kembali tegaknya khilafah sebagaimana masa khulafa ar rasyidiin.
Dalam hadist yang diriwayatkan Imam Ahmad nabi menggambarkan fase-fase
perjalanan umat Islam. Dimulai dari masa kenabian, masa tersebut akan berakhir
dan diganti dengan masa khulafa rasyidiin, masa itupun telah berakhir dan
diganti dengan masa mulkan ‘aadhan (khalifah yang buruk pelaksaan hokum
islamnya), masa itupun telah berakhir dengan runtuhnya khilafah di Turki. Masa
sekarang inilah yang Nabi sebutkan sebagai masa mulkan jabriatan (masa penguasa
yang zhalim karena tidak menerapkan hokum islam), setelah itu nabi mengabarkan
akan kembali tegaknya khilafah yang mengikuti metode kenabian (tsumma takunu
khilafan ‘ala minhaji an nubuwwah).
Ayyuhal hadhirun
Menyimak kabar gembira dari Nabi
tersebut tentu kita senang dan rindu. Tapi itu saja tidak cukup. Kita harus
berjuang mencurahkan segenap potensi kita hingga tegaknnya khilafah yang
dijanjikan tersebut. Sebagaimana sikap para sahabat saat dijanjikan bahwa
konstantinopel akan dibebaskan dan sebaik-baik pemimpin dan pasukan adalah yang
membebaskan konstantinopel. Mereka berjuang hingga konstantinopel dibebaskan pada masa Muhammad Murad II yang
diberi gelar al Fatih. 800 tahun setalah hadist yang mengabarkan dibebaskannya
kontantipel diucapkan Nabi saw. Maka
wahai hadirin, bergabunglah dengan pada pengemban dakwah yang ikhlas berkerja
siang dan malam untuk mewujudkan janji Allah tersebut, Allah berfirman:
وَعَدَ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا
الصَّالِحَاتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِي الْأَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِينَ
مِنْ قَبْلِهِمْ
Shadaqallhul ‘azhim
Yogyakarta, 27 Rajab 1431 H
Wahyudi Abu Syamil Ramadhan
Disampaikan dalam khutbah di Masjid
ISI Yogyakarta pada tanggal 27 Rajab 1431 H