Berdzikir
Setelah Shalat Fardhu dengan Suara Jahar
Boleh
menjaharkan suara pada pada saat berdzikir setelah shalat fardhu,
namun tidak boleh berlebihan. Diantara dalilnya adalah, Ibnu ‘Abbas
menyatakan:
أَنَّ
رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِينَ
يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنْ الْمَكْتُوبَةِ
كَانَ عَلَى عَهْدِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ
ابْنُ عَبَّاسٍ كُنْتُ أَعْلَمُ إِذَا
انْصَرَفُوا بِذَلِكَ إِذَا سَمِعْتُهُ
bahwa
mengeraskan suara dalam berdzikir setelah orang selesai menunaikah
shalat fardlu terjadi di zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.
Ibnu 'Abbas mengatakan, "Aku mengetahui bahwa mereka telah
selesai dari shalat itu karena aku mendengarnya."
(HR.
Bukhari no. 796, Muslim no. 919)
Imam
Nawawi saat mengomentari hadist ini menyatakan:”hadist ini dalil
yang digunakan oleh sebagian salaf bahwa mengangkat suara dengan
takbir dan dzikir setelah shalat fardhu hukumnya sunnah… menurut
Imam Asy Syafi’ie boleh Imam dan makmum menjaharkan bacaan dzikir
setelah shalat fardhu untuk mengajarkan cara berzikir, jika telah
mahir setelah itu dengan dzikir sirr (tidak dengan meninggikan
suara)”. (Syarah an Nawawi ‘ala Muslim 2/360)
Pengarang
kitab Ihkamu al ahkami
syarah umdatul ahkam saat
mensyarah hadist ini menyatakan: hadist
ini menjadi dalil bolehnya menjaharkan dzikir sesudah shalat,
demikian pula takbir (sebagai dzikir khusus).
(Ihkamu
al ahkami syarah umdatul ahkam 2/16)
Adapun
yang dilarang dari meninggikan suara saat berdzikir adalah berlebihan
dalam meninggikan suara. Nabi bersabda:
عَنْ
أَبِي مُوسَى قَالَ كُنَّا مَعَ رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فِي سَفَرٍ فَأَشْرَفْنَا عَلَى وَادٍ
فَذَكَرَ مِنْ هَوْلِهِ فَجَعَلَ النَّاسُ
يُكَبِّرُونَ وَيُهَلِّلُونَ فَقَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَيُّهَا النَّاسُ ارْبَعُوا
عَلَى أَنْفُسِكُمْ وَرَفَعُوا
أَصْوَاتَهُمْ فَقَالَ أَيُّهَا النَّاسُ
إِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا
غَائِبًا إِنَّهُ مَعَكُمْ
Dari
Abu Musa ia berkata; Suatu saat kami bersama Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan, lalu kami melewati suatu
lembah -ia kemudian menyebutkan kedahsyatannya- orang-orang pun
bertakbir dan bertahlil (dengan suara keras), maka Nabi shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Wahai sekalian manusia, pelankanlah
suara kalian saat berdo'a dan bertakbir." Namun mereka tetap
mengangkat suara mereka, maka beliau pun bersabda: "Wahai
sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidaklah berdo'a kepada Tuhan
yang tuli, tidak pula ghaib, sesungguhnya Dia bersama kalian."
(HR. Ahmad)
Hal
lain yang harus diperhatikan adalah jangan sampai dzikir menyebabkan
orang yang masih shalat terganggu.
Yogyakarta,
14 Rajab 1432 H/ 16 Juni 2011
Abu Syamil
Ramadhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar