MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
Oleh: Wahyudi Abu Syamil Ramadhan
Pendahuluan
Konsep model pembelajaran lahir dari konsep para pakar psikologi dengan pendekatan dalam setting eksperimen yang dilakukan. Konsep model pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Shower. 1992). Model pembelajaran berbeda dengan strategi, metode, dan prinsip pembelajaran. Model pembelajaran mencakup model yang luas dan menyeluruh.
Ada banyak model pembelajaran, antara lain model penemuan terbimbing, model pemecahan masalah, model pembelajaran kooperatif, model pembelajaran kontekstual dan lain-lain. Namun dalam kesempatan ini penulis membatasi pembahasan pada model pembelajaran kooperatif.
Pengertian
Pembelajaran kooperatif merupakan satu jenis dari metode pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil dan terjadi interaksi untuk saling membantu satu dengan yang lainnya. dalam model pembelajaran ini guru jarang memberikan intruksi, tetapi digantikan oleh individu siswa yang belajar dalam kelompok tersebut.
Ada banyak alasan mengapa mengadopsi model pembelajaran ini dalam dunia pendidikan. Yang pertama dan yang utama, model pembelajran ini mendorong siswa untuk berprestasi, sama-sama saling berkembang, siap menerima pendapat orang lain, dan menambah penghargaan terhadap dirinya. Alasan lain adalah menumbuhkan kesadaran bahwa pelajar perlu belajar menyelesaikan masalah, mengintegrasikan antara pengetahuan dan skill.
Esensi dari metode ini adalah siswa bekerja dengan rekannya yang terdiri dari 4 anggota dan kemudian mempresentasikannya. Untuk lebih detailnya akan penulis paparkan dalam macam-macam kelompok kooperatif menurut Robert E. Slavin. Slavin membagi model kelompok menjadi dua bagian. Penulis istilahkan model kelompok utama dan yang kedua model kelompok tambahan
Model Kooperatif Utama
1. Student Teams-Achievment Divisions (STAD).
Dalam kelompok ini dibagi dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat anggota. Guru mempresentasikan materi pelajaran. Kemudian guru memberikan kuis. Selanjutnya siswa mengerjakan kuis secara individual. Kemudian nilai dari masing-masing anggota kelompok dirata-ratakan. Rata-rata tertinggi itulah kelompok terbaik. Maka mereka berhak mendapatkan penghargaan. Kemudian siswa yang terbaik dalam kelompoknya mengajarkan kepada teman dalam kelompoknya.
2. Team Games Tournaments (TGT)
Awalnya konsep ini dikembangkan oleh David De Vries dan Kieth Edward. Pada dasarnya model ini mirip dengan STAD. Tapi meniadakan kuis dan diganti dengan game (permainan/turnament) dimana siswa berkompetisi dengan anggota tim lain untuk mengumpulkan point bagi timnya.
3. Jigsaw II.
Jigsaw II merupakan pengembangan dari teknik Jigsaw yang diperkenalkan oleh Elliot Aronson’s. Sama dengan STAD dan TGT siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan empat orang. Kemudian siswa dibekali dengan bacaan berupa bab, buku ringkas atau materi lain. Setiap kelompok harus memiliki orang yang pakar pada bidangnya ”expert” yang mengusai sub bab-sub bab tertentu. Kemudian para pakar dikelompokkan berdasarkan bidang kepakarannya. Mereka berdiskusi dengan ”sesama pakar” dikelompok pakar. Setelah selesai maka mereka kembali ke kelompok awal kemudian saling berbagi informasi yang mereka peroleh dari forum diskusi pakar. Terakhir, mereka diberi kuis yang pola penilaiannya sama dengan model STAD.
4. Team Acceleration Intruction (TAI)
TAI merupakan model yang mengkombinasikan konsep belajar individual dengan konsep belajar kooperatif berbeda dengan STAD dan TGT. Selain itu TAI juga dirancang khusus untuk pelajaran matematika di kelas 3 -6.
Prinsip kerjanya adalah setiap siswa belajar untuk unit yang berbeda-beda secara individual. Pada akhir kegiatan setiap anggota tim bertanggungjawab untuk memeriksa jawaban dari anggota timnya. Diskusi akan terjadi saat saling mempertanyakan jawaban dari anggota timnya.
5. Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC).
CIRC merupakan model pembelajaran kooperatif untuk membaca dan menulis. Prosedurnya siswa dibagi dalam kelompok yang saling berpasangan. Kemudian mereka membaca novel atau bahan bacaan lain. Kemudian siswa berdiskusi untuk membuat ringkasan cerita, tanggapan terhadap cerita, kosa kata baru dll. Kemudian diberi kuis dengan kerja yang sifatnya individual. Skor rata-rata tertinggilah yang kemudian mendapat reward.
Model Kooperatif yang lain (Tambahan)
1. Group Investigation (GI)
GI dikembangkan oleh Shlomo dan Yael Sharan dari Univesitas Tel Aviv. Dalam model ini siswa dibagi dalam kelompok yang beranggotakan 2-6 orang. Setiap kelompok memilih topik dari satu unit. Kemudian membagi-baginya topik ini dengan penugasan individual. Setelah itu hasil pekerjaan digabungkan. Kemudian dipresentasikan didepan kelas. Model ini mirip model Co-op Co-op.
2. Learning Together
Siswa belajar bersama dalam kelompok yang heterogen untuk melakukan proses penemuan
Bahan: Buku Cooperative Learning Theory, Research and Practice karya Robert E. Slavin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar