Sabtu, 13 November 2010
KURBAN ORANG YANG TELAH MENINGGAL
napaktilas1924@gmail.comfacebook.com
Apa hukum berkurban yang diniatkan untuk orang tua yang telah meninggal (Tri Wahyu, Jakarta)
Ulama berbeda pendapat tentang masalah ini
Pendapat pertama, Mazhab Hanafi, Hanbali, dan sekelompok ulama hadist, diantaranya Abu Dawud dan Tirmidzi membolehkan orang yang hidup berkurban untuk kerabatnya yang telah meninggal. Pendapat ini pula yang dipilih oleh syaikhul Islam Ibnu Taymiyah, beliau menyatakan: “berkurban untuk orang yang telah meninggal lebih utama dari bersedekah dengan yang senilai” (Majmu Fatawa 24/315)
Pendapat kedua, menyatakan makruhnya berkurban bagi orang yang telah meninggal. Pendapat ini diusung oleh ulama mazhab Maliki. Akan tetapi jika seseorang telah membeli hewan kurban, kemudian meninggal, maka ahli warisnya dapat menyembelih hewan tersebut dan dianggap kurban yang dilakukan orang yang meninggal.
Pendapat ketiga, menyatakan tidak sahnya kurban orang yang telah meningal, kecuali diwasiatkan orang yang meningal. Ini merupakan pendapat mazdhab Syafi’I (al Majmu’ 8/406, Kifayatul akhyar 2/528, Mughni al muhtaj 6/137, al iqna fi halli alfadzi abi suja’I 2/282)
Menurut pengaran kitab al mufashshal fi ahkamil udhiyah Dr. Hisamudddin bin Musa ‘ifanah, setelah melakukan perbandingan dan pendalaman terhadap dalil dalil yang digunakan oleh ketiga pendapat maka beliau menyimpul pendapat yang membolehkan lebih rajih dengan beberapa alasan berikut:
Pertama, terdapat banyak dalil baik dari al qur’an maupun as sunnah yang menunjukan didapatnya manfaat bagi orang yang telah meninggal dengan usaha yang dilakukan orang lain. Seperti firman Allah:
وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman (TQS. Al hasyr [59]:10)
Demikian pula banyak hadist yang menunjukan diperolehnya manfaat bagi orang yang telah meninggal seperti doa dalam shalat jenazah dan ketika ziarah kubur. Demikian pula sampainya pahala sedekah orang yang masih hidup yang diniatkan pahalanya untuk orang yang telah meninggal. Sebagaiaman hadist Nabi:
أَنَّ سَعْدَ بْنَ عُبَادَةَ - رضى الله عنه - تُوُفِّيَتْ أُمُّهُ وَهْوَ غَائِبٌ عَنْهَا ، فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّى تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا ، أَيَنْفَعُهَا شَىْءٌ إِنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا قَالَ « نَعَمْ » . قَالَ فَإِنِّى أُشْهِدُكَ أَنَّ حَائِطِى الْمِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا
bahwa Sa'ad bin 'Ubadah radliallahu 'anhu ibunya meninggal dunia saat dia tidak ada disisinya. Kemudian dia berkata: "Wahai Rasulullah, ibuku meninggal dunia saat aku tidak ada. Apakah akan bermanfaat baginya bila aku menshadaqahkan sesuatu?" Beliau bersabda: "Ya". Dia berkata: "Aku bersaksi kepada Tuan bahwa kebunku yang penuh dengan bebuahannya ini aku shadaqahkan atas (nama) nya". (HR Bukhari no 2551)
Kedua, Telah ditetapkan dalam hadist-hadist yang shahih bahwa Nabi berkurban bagi dirinya dan umatnya. Seperti dalam hadist dari Aisyah:…
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَمَرَ بِكَبْشٍ أَقْرَنَ يَطَأُ فِى سَوَادٍ وَيَبْرُكُ فِى سَوَادٍ وَيَنْظُرُ فِى سَوَادٍ فَأُتِىَ بِهِ لِيُضَحِّىَ بِهِ فَقَالَ لَهَا « يَا عَائِشَةُ هَلُمِّى الْمُدْيَةَ ».
ثُمَّ قَالَ « اشْحَذِيهَا بِحَجَرٍ ». فَفَعَلَتْ ثُمَّ أَخَذَهَا وَأَخَذَ الْكَبْشَ فَأَضْجَعَهُ ثُمَّ ذَبَحَهُ ثُمَّ قَالَ « بِاسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ أُمَّةِ مُحَمَّدٍ ». ثُمَّ ضَحَّى بِهِ.
dari 'Aisyah, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menyuruh untuk diambilkan dua ekor domba bertanduk yang di kakinya berwarna hitam, perutnya terdapat belang hitam, dan di kedua matanya terdapat belang hitam. Kemudian domba tersebut di serahkan kepada beliau untuk dikurbankan, lalu beliau bersabda kepada 'Aisyah: "Wahai 'Aisyah, bawalah pisau kemari." Kemudian beliau bersabda: "Asahlah pisau ini dengan batu." Lantas 'Aisyah melakukan apa yang di perintahkan beliau, setelah di asah, beliau mengambilnya dan mengambil domba tersebut dan membaringkannya lalu beliau menyembelihnya." Kemudian beliau mengucapkan: "Dengan nama Allah, ya Allah, terimalah ini dari Muhammad, keluarga Muhammad, dan ummat Muhammad." Kemudian beliau berkurban dengannya." (HR. Muslim no 3637)
Ketiga, Telah ditunjukan berdasarkan hadist dari ‘Alibin abi Thalib yang melakukan penyembelihan hewan kurban untuk Nabi saw atas perintah Beliau saw.
عَنِ الْحَكَمِ عَنْ حَنَشٍ قَالَ رَأَيْتُ عَلِيًّا يُضَحِّى بِكَبْشَيْنِ فَقُلْتُ مَا هَذَا فَقَالَ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- أَوْصَانِى أَنْ أُضَحِّىَ عَنْهُ فَأَنَا أُضَحِّى عَنْهُ.
dari Al Hakam dari Hanasy, ia berkata; aku melihat Ali berkurban dengan dua kambing. Kemudian aku katakan kepadanya; apa ini? Lalu ia berkata; sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah berwasiat kepadaku agar berkurban untuknya, maka aku berkurban untuknya. (HR Abu Dawud 2408)
Wallahu ‘alam bi shawab
Yogyakarta, Kamis, 5 Dzul Hijjah 1431 H/11 Nopember 2010-11-11
Abu Syamil Ramadhan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar