Senin, 05 Desember 2011

TRANSPLANTASI ORGAN DALAM TINJAUAN FIKIH ISLAM
Wahyudi Ibnu Yusuf
Peengertian
Transplantasi organ (naqlu al a’dha) adalah pemindahan organ tubuh dari satu manusia kepada manusia lain, seperti pemindahan tangan, ginjal, dan jantung. Trans¬plantasi merupakan pemindahan sebuah organ atau lebih dari seorang manusia --pada saat dia hidup, atau setelah mati-- kepada manusia lain (Zallum, Hukmu asy Syar’I fil istinsaakh hal. 9)
Transplantasi Organ dari Tubuhnya sendiri
Penanaman organ/jaringan yang diambil dari tubuh ke daerah lain pada tubuh tersebut. Seperti, praktek transplantasi kulit dari suatu bagian tubuh ke bagian lain dari tubuhnya yang terbakar atau dalam kasus transplantasi penyumbatan dan penyempitan pembuluh darah jantung dengan mengambil pembuluh darah pada bagian kaki. Masalah ini hukumnya adalah boleh berdasarkan analogi (qiyas) diperbolehkannya seseorang untuk memotong bagian tubuhnya yang membahayakan keselamatan jiwanya karena suatu sebab. (Dr. Al-Ghossal, Naql wa Zar’ul A’dha (Transplantasi Organ) : 16-20, Dr. As-Shofi, Gharsul A’dha:126).
Transplantasi Organ Dari Donor Lain
1. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup
Syara’ membolehkan menyumbangkan anggota tubuh seseorang kepada orang lain. Dalilnya adalah adanya kepemilikan dari penyumbang terhadap tubuhnya. Kepemilikan tersebut ditunjukkan dibolehkannya ia memberikan pemaafaan dalam kasus jinayat. Memaafkan kasus jinayat seperti pemotongan tangan atau pencongkelan mata, hakikatnya adalah tindakan menyumbangkan diyat. Sedangkan penyumbangan diyat itu berarti menetapkan adanya pemilikan diyat, yang berarti pula menetapkan adanya pemilikan organ tubuh yang akan disumbangkan dengan diyatnya itu. (Zallum, Hukmu asy Syar’I fil istinsaakh hal. 9)
Allah SWT berfirman:
فَمَنْ عُفِيَ لَهُ مِنْ أَخِيهِ شَيْءٌ فَاتِّبَاعٌ بِالْمَعْرُوفِ وَأَدَاءٌ إِلَيْهِ بِإِحْسَانٍ ذَلِكَ تَخْفِيفٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَرَحْمَةٌ
"Maka barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudara¬nya, hendaklah (yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan kalian dan suatu rahmat." (QS. Al Baqarah : 178)
Hanya saja terdapat syarat yang mesti diperhatikan:
a. Organ yang disumbangkan bukan organ vital yang jika disumbangkan akan menimbulkan bahaya (dhoror) bagi donor. Termasuk organ vital misalnya: jantung, paru-paru, hati, kedua ginjal, dsb. Hal ini dikarenakan penyumbangan organ-organ tersebut akan mengakibatkan kematian pihak penyumbang, yang berarti dia telah membunuh dirinya sendiri. Padahal seseorang tidak dibolehkan membunuh dirinya sendiri atau meminta dengan sukarela kepada orang lain untuk membunuh dirinya. Allah SWT berfirman :
وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
"Dan janganlah kalian membunuh diri-diri kalian. Sesungguhnya Allah saying terhadap kalian" (QS. An Nisaa' : 29)
Allah SWT berfirman pula :
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ
"...dan janganlah kalian membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar." (QS. Al An'aam : 151)
Keharaman membunuh orang yang diharamkan Allah (untuk membunuhnya) ini mencakup membunuh orang lain dan membunuh diri sendiri. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah RA yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ قَتَلَ نَفْسَهُ بِحَدِيدَةٍ فَحَدِيدَتُهُ فِي يَدِهِ يَتَوَجَّأُ بِهَا فِي بَطْنِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ شَرِبَ سَمًّا فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَحَسَّاهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا وَمَنْ تَرَدَّى مِنْ جَبَلٍ فَقَتَلَ نَفْسَهُ فَهُوَ يَتَرَدَّى فِي نَارِ جَهَنَّمَ خَالِدًا مُخَلَّدًا فِيهَا أَبَدًا
"Barangsiapa membunuh dirinya dengan sepotong besi, maka dengan besi yang tergenggam di tangannya itulah dia akan menikam perutnya dalam Neraka Jahanam secara terus-terusan dan dia akan dikekalkan di dalam Neraka. Barangsiapa membunuh dirinya dengan meminum racun maka dia akan merasai racun itu dalam Neraka Jahanam secara terus-terusan dan dia akan dikekalkan di dalam Neraka tersebut untuk selama-lamanya. Begitu juga, barangsiapa membunuh dirinya dengan terjun dari puncak gunung, maka dia akan terjun ke dalam Neraka Jahanam secara terus-terusan untuk membunuh dirinya dan dia akan dikekalkan dalam Neraka tersebut untuk selama-lamanya."
b. Organ yang disumbangkan bukan organ reproduksi yang jika disumbangkan akan menyebabkan kemandulan. Misalnya menyumbangkan kedua testis, indung telur, rahim, saluran rahim dsb. Imam Bukahri meriwayatkan dari Abdullah bin Mas'ud RA, dia berkata :
كُنَّا نَغْزُو مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَيْسَ لَنَا نِسَاءٌ فَقُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَلَا نَسْتَخْصِي فَنَهَانَا عَنْ ذَلِكَ
"Kami dahulu pernah berperang bersama Nabi SAW sementara pada kami tidak ada isteri-isteri. Kami berkata, 'Wahai Rasulullah bolehkah kami melakukan pengebirian ?' Maka beliau melarang kami untuk melakukannya."
c. Organ yang disumbangkan tidak menimbulkan ketidakjelasan nasab. Misalnya menyumbangkan sebuah testis. Padahal pada testislah diproduksi sperma yang membawa sifat genetik tertentu. Sifat genetik inilah yang akan diturunkan dan berkolaborasi dengan sifat genetik yang ada pada sel telur. Dengan demikian sperma adalah penentu ayah biologis seorang anak. Misalkan testis dipindahkan maka ayah biologis dari anak yang dilahirkan adalah penyumbang testis tsb. Dengan demikian akan terjadi kekacauan nasab. Padahal Islam telah mengharamkan hal ini dan sebaliknya telah memerintahkan pemeliharaan nasab.
Imam Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA, dia mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda :
مَنِ انْتَسَبَ إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ أَوْ تَوَلَّى غَيْرَ مَوَالِيهِ فَعَلَيْهِ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ
"Siapa saja yang menghubungkan nasab kepada orang yang bukan ayahnya, atau (seorang budak) bertuan (loyal/taat) kepada selain tuannya, maka dia akan mendapat laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia."
Imam Ibnu Majah meriwayatkan pula dari Utsman An Nahri RA, dia berkata, "Aku mendengar Sa'ad dan Abu Bakrah masing-masing berkata,'Kedua telingaku telah mendengar dan hatiku telah menghayati sabda Muhammad SAW :
مَنِ ادَّعَى إِلَى غَيْرِ أَبِيهِ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ غَيْرُ أَبِيهِ فَالْجَنَّةُ عَلَيْهِ حَرَامٌ
"Siapa saja yang mengaku-ngaku (sebagai anak) kepada orang yang bukan bapaknya, padahal dia tahu bahwa orang itu bukan bapaknya, maka surga baginya haram."
Syarat selanjutnya adalah donatur menyumbangkan organnya dengan sukarela tanpa paksaan dan tidak boleh diperjual belikan, tranplantasi sebagai alternatif satu-satunya bagi penyembuhan penyakit pasien dan benar-benar darurat dan kemumgkinan keberhasilan transplantasi tersebut peluangnya optimis sangat besar. (Lihat hasil mudzakarah lembaga fiqh islam dari Liga Dunia Islam/Rabithah Alam Islami, edisi Januari 1985 M.)

2. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Telah Meninggal
Ulama berbeda pendapat mengenai hukum transplantasi organ dari donor yang telah meninggal. Sebagian besar ulama seperti Syaikh Abdurahhaman bin as Sa’di , Syaikh Yusuf al Qardhawi serta beberapa lembaga fatwa memperbolehkan transplantasi jenis ini. Sedangkan sebagian ulama sperti Syeikh As-Sya'rowi (harian Alliwa edisi 226, 27/6/1407), Al-Ghomari (dalam bukunya ttg. haramnya transplantasi), Assumbuhli (Qodhoya fiqhiyyah mu'ashiroh, hal.27), Syaikh Abdul Qadim Zallum mengharamkannya. Pangkal perbedaan mereka adalah apakah seorang yang telah meninggal masih memiliki hak atas jenazahnya dan hukum kehormatan mayat. Menurut Syaikh ‘Abdul Qadim Zallum meninggalnya seseorang menjadi sebab hilangnya kepemilikan terhadap tubuhnya. Tidak pula ahli warisnya. Dengan demikian seseorang tidak boleh seseorang mewasiatkan organ tubuhnya. Terlebih ahli warisnya juga tidak memiliki hak untuk mendonorkannya. Termasuk dalam hal ini adalah dokter ataupun Negara tempat dia tinggal. Maka haram hukumnya jika ada Negara yang melegislasi UU mengenai bolehnya transplantasi organ mayat.
Mengenai kemubahan mewasiatkan sebagian hartanya, kendatipun harta bendanya sudah di luar kepemili¬kannya sejak dia meninggal, hal ini karena Asy Syari' (Allah) telah mengizinkan seseorang untuk mewasiatkan seba¬gian hartanya hingga sepertiga tanpa seizin ahli warisnya. Jika lebih dari sepertiga, harus seizin ahli warisnya. Adanya izin dari Asy Syari' hanya khusus untuk masalah harta benda dan tidak mencakup hal-hal lain
Mengenai hak ahli waris, maka Allah SWT telah mewaris¬kan kepada mereka harta benda si mayit, bukan tubuhnya. Dengan demikian, para ahli waris tidak berhak menyumbangkan salah satu organ tubuh si mayit, karena mereka tidak memi¬liki tubuh si mayit, sebagaimana mereka juga tidak berhak memanfaatkan tubuh si mayit tersebut.
Adapun hukum kehormatan mayat dan penganiayaan terha¬dapnya, maka Allah SWT telah menetapkan bahwa mayat mempun¬yai kehormatan yang wajib dipelihara sebagaimana kehormatan orang hidup. Dan Allah telah mengharamkan pelanggaran terha¬dap kehormatan mayat sebagaimana pelanggaran terhadap kehor¬matan orang hidup. Allah menetapkan pula bahwa menganiaya mayat sama saja dosanya dengan menganiaya orang hidup.
Diriwayatkan dari A'isyah Ummul Mu'minin RA bahwa Rasulullah SAW bersabda :
كَسْرُ عَظْمِ الْمَيِّتِ كَكَسْرِهِ حَيًّا
"Memecahkan tulang mayat itu sama dengan memecahkan tulang orang hidup." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Hibban).

Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Amar bin Hazm Al Anshari RA, dia berkata,"Rasulullah pernah melihatku sedang bersandar pada sebuah kuburan. Maka beliau lalu bersabda :
لا تؤذ صاحب القبر
"Janganlah kamu menyakiti penghuni kubur itu !"
Tindakan mencongkel mata mayat, membedah perutnya untuk diambil jantungnya, atau ginjalnya, atau hatinya, atau paru-parunya, untuk ditransplantasikan kepada orang lain yang membutuhkannya, dapat dianggap sebagai mencincang mayat. Padahal Islam telah melarang perbuatan ini. Imam Bukhari telah meriwayatkan dari Abdullah bin Zaid Al Anshari ra, dia berkata:
نهى النبي صلى الله عليه و سلم عن النُهْبَى والمُثْلَة
"Rasulullah SAW telah melarang (mengambil) harta hasil rampasan dan mencincang (mayat musuh)."
Dengan demikian transplantasi organ terhadap mayat hukumnya haram karena tindakan membedah mayat untuk diambil organnya termasuk pelanggaran dan penganiyayaan terhadap kehormatan mayat.
Keadaan Darurat
Bolehkah alasan darurat menjadi dalil dibolehkannya transplantasi organ dari orang yang telah meninggal?
Darurat adalah kondisi dimana seseorang tidak mungkin hidup tanpa melakukan sesuatu yang dapat menyelamatkan dirinya. Meskipun Sesuatu yang dia lakukan hukum asalnya adalah haram, misalnya memakan daging babi.
Apakah boleh mengqiyas kebolehan transplantasi organ dari mayat dengan alasan darurat? Jika organ yang ditranpantasi bukan organ vital yang sangat dibutuhkan penerima donor, misalnya sebuah ginjal (karena hanya ginjalnya yang satu masih sehat) maka jelas fakta ini tidak termasuk dalam hukum darurat. Sehingga transplantasi dalam kondisi ini hukumnya haram. Sedang jika yang diperlukan adalah organ vital yang sangat menentukan kehidupannya, maka perlu ditinjau:
Pertama, 'Illat yang terdapat pada masalah cabang (trans¬plantasi) --yaitu menyelamatkan dan mempertahankan kehidu¬pan-- tidak selalu dapat dipastikan keberadaannya, berbeda halnya dengan keadaan darurat. Sebab, tindakan orang yang terpaksa untuk memakan makanan yang diharamkan Allah SWT, secara pasti akan menyelamatkan kehidupannya. Sedangkan pada transplantasi jantung, hati, dua paru-paru, atau dua ginjal, tidak secara pasti akan menyelamatkan kehidupan orang pene-rima organ. Kadang-kadang jiwanya dapat diselamatkan dan kadang-kadang tidak. Ini dapat dibuktikan dengan banyak fakta yang terjadi pada orang-orang yang telah menerima transplantasi organ. Karena itu, 'illat pada masalah cabang (transplantasi) tidak terwujud dengan sempurna.
Kedua, Ada syarat lain dalam syarat-syarat masalah cabang dalam Qiyas, yaitu pada masalah cabang tidak dibenarkan ada nash lebih kuat yang bertentangan dengannya (ta'arudl raa¬jih), yang berlawanan dengan apa yang dikehendaki oleh 'illat Qiyas. Dalam hal ini pada masalah cabang --yakni transplantasi organ-- telah terdapat nash yang lebih kuat yang berlawanan dengan apa yang dikehendaki 'illat Qiyas, yaitu keharaman melanggar kehormatan mayat, atau keharaman menganiaya dan mencincangnya. Nash yang lebih kuat ini, bertentangan dengan apa yang dikehendaki oleh 'illat masalah cabang (transplantasi organ), yaitu kebolehan melakukan transplantasi.
Berdasarkan dua hal di atas, maka tidak dibolehkan mentransplantasikan organ tubuh yang menjadi tumpuan harapan penyelamatan kehidupan --seperti jantung, hati, dua ginjal, dua paru-paru-- dari orang yang sudah mati yang terpelihara darahnya (ma'shumud dam) --baik dia seorang muslim, ataupun seorang dzimmi, seorang mu'ahid, dan seorang musta'min.
Selesai dengan pertolongan Allah SWT pada hari Senin, 2 Muharram 1433 H/28 Nopember 2011

HIJRAH : MOMENTUM KEBANGKITAN ISLAM

Oleh: Wahyudi Ibnu Yusuf, M. Pd
Definisi Hijrah
Menurut istilah umum, al-hijrah bermakna al-intiqal (berpindah) dari satu tempat atau keadaan ke tempat atau keadaan lain, dan tujuannya adalah meninggalkan yang pertama menuju yang kedua. Adapun konotasi hijrah menurut istilah khusus adalah:
meninggalkan dar al-Kufr (negeri kufur), lalu berpindah menuju dar al-Islam (negeri Islam). [Al-Jurjaniy, al-Ta'rifat, juz 1, hal 83, An-Nabhani, Asy-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah, II/276]. Pengertian terakhir ini juga merupakan definisi syar'iy dari kata al-hijrah.
Darul Islam dalam definisi ini adalah suatu wilayah (negara) yang menerapkan syariat Islam secara total dalam segala aspek kehidupan. Keamanannya pun berada di tangan kaum Muslim. Sebaliknya, darul kufur adalah wilayah (negara) yang tidak menerapkan syariat Islam dan keamanannya bukan di tangan kaum Muslim, sekalipun mayoritas penduduknya beragama Islam.

Definisi hijrah semacam ini diambil dari fakta Hijrah Nabi SAW sendiri dari Makkah (yang saat itu merupakan darul kufur) ke Madinah (yang kemudian menjadi darul Islam). Peristiwa Hijrah, paling tidak, memberikan makna sebagai berikut: Pertama, pemisah antara kebenaran dan kebatilan; antara Islam dan kekufuran; serta antara darul Islam dan darul kufur. Menurut Umar bin al-Khaththab ra ketika beliau menyatakan: Hijrah itu memisahkan antara kebenaran dan kebatilan. (HR Ibn Hajar).

Kedua, tonggak berdirinya Daulah Islamiyah untuk pertama kalinya. Dalam hal ini, para ulama dan sejarawan Islam telah sepakat bahwa Madinah setelah Hijrah Nabi SAW telah berubah dari sekadar sebuah kota menjadi sebuah negara Islam; bahkan dengan struktur yang—menurut cendekiawan Barat, Robert N. Bellah—terlalu modern untuk ukuran zamannya. Saat itu, Muhammad Rasulullah SAW sendiri yang menjabat sebagai kepala negaranya.

Rahasia Kebangkitan
Kebangkitan merupakan istilah kontemporer yang memiliki konotasi yang khas. Secara umum kebangkitan berarti peralihan umat, bangsa, atau individu dari satu kondisi menuju kondisi yang lebih baik (hafidh shalih dalam an nahdah hal. 3).
Rahasia atau kunci kebangkitan adalah meningkatnya pemikiran/irtif’ul fikri. Pemikiran yang meningkat adalah pemikiran yang sempurna sekaligus mendalam mengenai manusia, alam semesta, dan kehidupan. Pemikiran yang mendalam dan sempurna seperti ini tidak lain adalah ideologi. (hafidh shalih dalam an nahdah hal. 141).
Ideologi (mabda) sendiri didefinisikan dengan pemikiran yang mendasar yang dibangun diatasnya pemikiran (Muhammad Muhammad Ismail dalam al-fikru al-islamiy hal. 7). Dengan demikian untuk mewujudkan kebangkitan harus berawal dari kebangkitan ideologi. Bukan kebangkitan pendidikan, kebangkitan ekonomi, kebangkitan sains, kebangkitan moral, dsb.( Nabhani dalam hadist ash-shiyam hal. 1).
Fakta historis kebangkitan Eropa dari masa kegelapan (dark age) bukanlah dimulai dari revolusi sains yang berlanjut menjadi revolusi industri. Akan tetapi bermula dari revolusi pemikiran yang dipicu oleh kemunduran di segala sektor kehidupan akibat dominasi gereja. Selanjutnya terjadi perdebatan intelektual antara kalangan gereja dengan kalangan filsuf. Titik kompromi bertemu pada pembatasan peran agama (baca=Kristen) hanya pada ranah spiritual. Selain ranah spiritual adalah peran Negara. Filsafat sekularisme yang memisahkan agama dari kehidupan atau pemisahan agama dari Negara inilah yang menjadi dasar kebangkitan Eropa kala itu. Inilah revolusi berfikir. inilah kebangkitan ideologi yang ditandai dengan revolusi Prancis tahun 1789 (Firdaus Syam dalam Pemikiran politik Barat hal. 146)
Dari kebangkitan ideologi yang mengajarkan kebebasan dalam segala hal inilah para ilmuwan dengan metode ilmiahnya menemukan banyak karya. Diantaranya adalah James Watt (1736 - 1819) penemu mesin uap yang menjadi dasar dari Revolusi Industri pada awal abad 19.
Kebangkitan Hakiki
Eropa memang telah bangkit. Akan tetapi kebangkitan yang dicapai hanya kebangkitan semu. Hanya kebangkitan materi, tetapi kering spiritual. Bagaikan kado yang indah namun kosong (spiritual). Akibatnya. Banyak gereja tutup karena tidak ada jamaahnya. Islam dan penganutnya dimusuhi dengan tuduhan radikalis dan fundamentalis. Di AS sebagai Negara pemimpin ideologi kapitaisme mengalami kemerosotan moral hingga ke titik nol bahkan minus. 41 % bayi yang lahir di AS akan kebingungan mencari ayah biologisnya. Setiap tahunnya terjadi 20 jt kasus criminal. Dari keseluruhan angka tersebut 4,3 jt kasus lebih terkait dengan aksi pemerkosaan, perampokan dan penganiayaan (www.republika.co.id, 27/11/11). Artinya setiap harinya terjadi hampir 55 ribu kasus kriminal atau hampir 2300 kasus perjam atau 38 kasus per menit. Kebanggaan AS sebagai Negara maju pun sudah mulai rontok. Saat ini Amerika termasuk Negara yang menanggung beban hutang yang sangat besar yaitu $ 14, 2 T . Defisit APBN $ 1, 27 T, pengangguran 13, 9 juta orang (9%), dan 16, 2 juta orang (15, 1 %) hidup di bawah garis kemiskinan.
Jelas bukan kebangkitan seperti ini yang kita dambakan. Kebangkitan hakiki hanya dengan Islam. Kebangkitan yang menjadikan dorongan ruhiyyah dengan keterikatan terhadap syariat Allah sebagai acuan setiap tindakan dan kebijakan. Kebangkitan yang menyeimbangkan kesuksesan di dunia sekaligus keselamatan di akhirat.
Kesimpulan kebangkitan yang benar (an nahdhah ash shahihah) hanya ada pada Islam. Baik ditinjau dari Islam sendiri sebagai ideologi yang sahih maupun ditinjau dari perbandingan idelogi selain Islam (Kapitalisme dan Sosialisme) yang cacat sejak lahirnya dan terbukti gagal mensejahterakan umat manusia. Islam adalah ideologi yang berasaskan akidah Islam yaitu keimanan kepada Allah SWT, para Malaikat, Kitab-kitab, Rasul-rasul, hari akhir dan qadar (ilmu) Allah. Dari asas inilah dipancarkan sistem kehidupan yang kompatible untuk mengatur seluruh problematika manusia. Sejarah juga telah mencatat bahwa saat Syariat Islam diterapkan dalam bingkai Negara kemakmuran, kesejahteraan, keamanan, kemajuan ilmu dan pengetahuan mencapai masa keemasannya tanpa mampu ditandingi peradaban manapun hingga kini.
Hijrah dan Kebangkitan
Hijrah adalah awal kebangkitan Islam dan kaum Muslim yang pertama kalinya, setelah selama 13 tahun sejak kelahirannya, Islam dan kaum Muslim terus dikucilkan dan ditindas secara dzalim oleh orang-orang kafir Makkah. Demikianlah sebagaimana pernah diisyaratkan oleh Aisyah ra: Dulu ada orang Mukmin yang lari membawa agamanya kepada Allah dan Rasul-Nya karena takut difitnah. Adapun sekarang (setelah Hijrah) Allah SWT benar-benar telah memenangkan Islam, dan seorang Mukmin dapat beribadah kepada Allah SWT sesuka dia. (HR al-Bukhari).

Setelah Hijrahlah ketertindasan dan kemalangan umat Islam berakhir. Setelah Hijrah pula Islam bangkit dan berkembang pesat hingga menyebar ke seluruh Jazirah Arab serta mampu menembus berbagai pelosok dunia. Setelah Rasulullah SAW wafat, yakni pada masa Khulafaur Rasyidin, kekuasan Islam semakin merambah ke luar Jazirah Arab. Bahkan setelah Khulafaur Rasyidin—yakni pada masa Kekhalifahan Umayah, Abbasiyah, dan terakhir Utsmaniyah—kekuasaan Islam hampir meliputi 2/3 dunia. Islam bukan hanya berkuasa di Jazirah Arab dan seluruh Timur Tengah, tetapi juga menyebar ke Afrika dan Asia Tengah; bahkan mampu menembus ke jantung Eropa. Kekuasaan Islam malah pernah berpusat di Andalusia (Spanyol).
Jika kita ingin mengulang kebangkitan tersebut dan ini pasti akan terwujud berdasarkan janji Allah dan bisyarah Rasul-Nya, maka jalan yang mesti kita tempuh adalah dengan mengadopsi ideologi Islam secara totalitas, menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan. Tentunya dibawah bingkai Negara yang dicontohkan Nabi saw yakni Negara Khilafah ‘ala minhaji an nubuwwah. Saat itulah kita kembali “berhijrah” menuju kebangktan Islam. Wallahu ‘alam bi shawab
DATA BUKU PERPUSTAKAAN PRIBADI
NO KATEGORI JUDUL BUKU PENGARANG RAK
1 AQIDAH AKIDAH ISLAM SAYYID SABIQ
2 DIALOG DENGAN JIN KAFIR MUH. ASH SHIYAM
3 ROH IBNUL QAYYIM
4 TAMASYA KE SYURGA IBNUL QAYYIM
5 UMUR UMAT ISLAM AMIN MUHAMMAD JAMALUDDIN
6 I’TIKAD AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH SIRAJUDDIN ABBAS
7 KIAMAT KOK DI RAMAL MUHAMMAD AL MUQADDAM
8 SURGA DI MATA AHLU SUNNAH ABDUL QADIR
9 RAHASIA DI BALIK KEGANJILAN& KETERATURAN M.ABDURRAHMAN
10 LURUSKAH AKIDAH ANDA IKHWANUL WAI
11 NASIHAT ASMAUL HUSNA ARY GINANJAR
12 AL IBANAH ‘AN USHULIDDIYANAH IMAM ASY ‘ARY
13 ANGGAPAN SEMUA AGAMA BENAR M. THALIB
14 PERBEDAAN ALLAH DAN TUHAN M. THALIB
15 SEJARAH DAN PENGANTAR TAUHID/KALAM HASBY AS SIDDIQI
16 ‘ILMU KALAM AMAL FATHULLAH ZARKASYI
17 AL IRSYAD ILA SHAHIHIL I’TIQAD SYAIKH SHALIH FAUZAN
18 AL IIMAN IBNU TAIMIYAH
19 HADIST AHAD FATHI SALIM
20 BERAKIDAH CARA AL QURAN MULTAZAM
21 PENJELASAN QADHA DAN QADAR SAAID AQIL
22 KOREKSI TOTAL HADIST AHAD & SIKSA KUBUR SYAMSUDDIN AN NAWIY


23 TOKOH ALI BIN ABI THALIB ALI AUDAH
24 PERUBAHAN MENDASAR SAYYID QUTUB ABDULLAH AT TARABLUSI
25 HIKAYAT 4 KHALIFAH BUDI YUWONO
26 MANAKIB SYAIKH SAMAN
27 MANAKIB SYAIKH ABDUL QADIR JAELANI
28 60 BIOGRAFI ULAMA SALAF
29 KEARIFAN SANG PROFESSOR



30 SIROH&TARIKH ATLAS SIRAH NABAWIYAH DR. SYAUKI ABU KHALIL
31 SIRAH IBNU HISYAM I
32 SIRAH IBNU HISYAM II
33 SIRAH TERJ RAHIQ AL MAKHTUM SAFIYURRAHMAN AL MUBARAKFURI
34 SIRAH NABAWIYAH;SISI POLITIS DR. ROWASS QOL’AHJI
35 TARIKH KHULAFA IMAM SUYUTHI
36 SIROH SAHABAT YUSUF AL KANDAHLAWI
37 WAJAH DUNIA ISLAM M. SAYYID AL WAKIL
38 PEMBEBASAN ISLAM ABDUL AZIZ ASSHINNAWY
39 SEJARAH PERADILAN ISLAM ALAIDDIN KOTO
40 PEPERANGAN RASUL ABU FUAD


41 FIKIH WARIS WARISAN;BELAJAR MUDAH HUKUM WARIS ABU UMAR BASYIR


42 FIKIH JIHAD JIHAD DAN PERANG II DR. KHAIR HAIKAL
43 JIHAD DAN PERANG III DR. KHAIR HAIKAL
44 RUKUN JIHAD DR. ALI ABDUL HALIM MAHMUD

45 FIKIH INDUK BIDAYATUL MUJTAHID 3 JILID IBNU RUSY
46 TERJ. SUBULUSSALAM IMAM ASH SHAN’ANI
47 RINGKASAN AL UMM IMAM SYAFI’I
48 MINHAJU ATH THALIBIN WA ‘UMDATU AL MUFTIN IMAM NAWAWI
49 KIFAYATUL AKHYAR WA HALLI GHAAYATI AL IKHTISHAR 1-2 IMAM TAQIYUDDIN BIN MUHAMMAD AL HUSAINI
50 FIQHU SUNNAH 1-3 SAYYID SABIQ
51 NAILUL AUTHAR 1- 8 IMAM SYAUKANI
52 AL FIQHU ‘ALA MADZAHABIL ‘ARBA’AH 1-5 ABDURRAHMAN AL JAZIRI
53 RIYADHU ASH SHALIHIN 1-2 IMAM NAWAWI
54 TERJ FIKIH SUNNAH 1-14 SAYYID SABIQ
55 TAUDHIHUL AHKAN ABDULLAH AL BASSAM
56 TERJ & SYARAH SULAM TAUFIK RIDWAN QAYYUM
445 FIKIH 4 MAZHAB MUHAMMAD AD DIMASYQY

57 FIKIH UMUM/CAMPURAN BUKU PINTAR SUNNAH& BID’AH SA’AD YUSUF ABU AZIZ
58 HALAL HARAM YUSUF AL QARDHAWI
59 KHITAN IBNUL QAYYIM
60 HUKUM PENZINA DAN PENUDUHNYA FAUZAN AL ANSHARI
61 QISHAS PEMBALAN YANG BAIK FAUZAN AL ANSHARI
62 SENI DLM ISLAM AL BAGDADI
63 PERBENDAHARAAN HIDUP MUSLIM BAHTSUL MASAAIL NU
64 PENGHUJAT PACARAN ISLAMI M. SHADIQ
65 FIKIH KONTEMPORER SETIAWAN BUDI UTOMO
66 DOSA YANG DIREMEHKAN BIN BAZ
67 KARTU KREDIT HAFIS ABDURRAHMAN
68 HK ASURANSI YAHYA ABDURRAHMAN
69 BABI HALAL BABI HARAM ALBAGDADY
70 BENDERA NABI ABDULLAH AL HUJAILY
71 ISLAM YANG TERASINGKAN IBNU TAIMIYAH



72 POLITIK & FIKIH SIYASAH PERBANDINGAN PEMERINTAHAN INU KENCANA
73 PENGANTAR PEMIKIRAN POLITIK PROKLAMATOR NII CHAIDAR
74 AL AHKAM AS SULTHANIYAH IMAM AL MAWARDI
75 NEGARA, PASAR & RAKYAT FAKHRI HAMZAH
76 PEMIKIRAN POLITIK BARAT FIRDAUS SYAM
77 PETA PEMIKIRAN KARL MARX ANDI MUAWIYAH RAMLI
78 KHILAFAH DAN JEJAK ISLAM PTI
79 PANCASILA BUKAN UNTUK ADIAN HUSAINI
80 KAPITALISME THE SATANIC IDEOLOGY UMAR ABDULLAH
81 DOKTRIN ZIONISME DAN PANCASILA IRVAN S. AWWAS
82 WAJAH PERADABAN BARAT ADIAN HUSAINI
83 FIKIH MADZHAB PENGUASA SHABIRIN
84 DASAR2 ILMU POLITIK MIRIAM BUDIARDJO
85 HEGEMONI KRISTEN-BARAT ADIAN HUSAINI
86 KHILAFAH ISLAM;KEKUATAN GLOBAL ABU ABDULLAH
87 AMERIKA DI AMBANG KERUNTUHAN MAMDUH AZ ZUBI
88 PELITA YANG HILANG ABDULLAH AZZAM


89 SEJARAH INDONESIA API SEJARAH I AHMAD MANSUR SURYA NEGARA
90 PIAGAM JAKARTA 22 JUNI 1945 ENDANG SAIFUDDIN ANSHARI
91 POLITIK ISLAM HINDIA BELANDA SUMINTO
92 GERAKAN MODERN ISLAM DI INDONESIA DELIAN NOR
93 AKAR KONFLIK ISLAM DI INDONESIA DHURODUDDIN MASHAD
94 PROKLAMASI KESTIAAN PAD REPUBLIK WAJIDI
95 NASIONALISME INDONESIA


96 HADIST HADIST DHAIF DAN MAUDHU’ ABDUL HAKIM BIN AMIR ABDAT
97 SYARAH HADIST ARBAIN DAQIQ AL ‘ID
98 ILMU HADIST PRAKTIS MAHMUD THAHAN
99 HADIST LEMAH DAN PALSU DI IND AHMAD SABIQ
100 SEMBILAN PENDEKAR HADIST ABDULLAH BIN ABDULLAH
101 TAISIRU MUSTHALAH AL HADIST MAHMUD THAHAN
102 SHAHIHUL JAMI’ LI BUKHARI 1-4 IMAM BUKAHRI
103 IKHTISAR MUSHALAHIL HADIST FATHU RAHMAN


104 CHILDREN AYAHKU PAHLAWANKU
105 IBUKU PAHLAWANKU
106 20 KISAH TELADAN 1
107 40 KISAH PENGANTAR TIDUR
108 20 KISAH TELADAN 2
109 JUZ ‘AMMA LAFZDHIYYAH
110 FUN GAMES FOR KID BADIATUL


111 QURAN & ILMU QURAN ULUMUL QURAN M. BAQIR HAKIM
112 CAHAYA AL QURAN (5 JILID) M. ALI ASH SHABUNI
113 MENGAJARKAN AL QURAN PD ANAK DR. SA’AD RIYADH
114 ULUMUL QURAN ROSIHAN ANWAR
115 PENGANTAR ILMU AL QURAN M.ALI AL HASAN
116 STUDI AL QURAN KOMPREHENSIF (2 JLD) IMAM SUYUTHI
117 TERJEMAHAN KALIMAT AL QURAN 1-4 M. MUHAIMIN
118 STUDI ILMU2 AL QURAN MANNA KHALIL AN QATHTHAN
119 ULUMUL QURAN PRAKTIS HAFIDZ ABDURRAHMAN
220 VISI DAN PARADIGMA TAFSIR AL QURAN ABDUL MAJID ABDUSSALAM
221 TAFSIR SURAH AN NUR M. ALI AL HASAN
222 METODE PENAFSIRAN AL QURAN NASRUDDIN BAIDAN

223 AHKAMU AL QURAN IMAM SYAFI’I
224 TAFSIRU AL QURAN AL ADHIM IMAM IBNU KATSIR
225 TAFSIR JALALAIN IMAM JALALAIN
226 TAISIRU AL KARIM AR RAHMAN ABDURRAHMAN AS SA’DI
227 TERJ LUBABU AN NUQUL FI ASBABI AN NUZUL IMAM SUYUTHI
228 AT TIBYAN FI ADABI HAMALATIL QURAN AN NAWAWI
229 I’RABUL QURAN WA BAYANUHU MUHYIDDIN DARWISY
230 QAWA’IDUL HISAN FI TAFSIRIL QURAN AS SA’DI
231 PANDANGAN ULAMA TTG AYAT2 MUTASYABIHAT ABDULLAH YUSUF


232 KITAB SYABAB (IND/TERJ) STUDI DASAR PEMIKIRAN ISLAM M. HUSAIN ABDULLAH
233 PERJANJIAN INTERNASIONAL IYADH HILAL
234 MAFAHIM ISLAMIYAH M. HUSAIN ABDULLAH
235 REVOLUSI JALAN TERANG PERUBAHAN SYAMSUDDIN RAMADHAN
236 PENGEMBAN DAKAH KEWAJIBAN DAN SIFAT MAHMUD ABDUL LATHIF
237 DAKWAH ISLAM I AHMAD MAHMUD
238 DAKWAH ISLAM II AHMAD MAHMUD
239 ISLAM IDEOLOGI ISMAIL YUSANTO
240 PERADABAN ISLAM VS BARAT AHMAD AL QASHSHAS
241 BAIAT MAHMUD AL KHALIDI
242 MENENTANG AMERIKA FARID WADJDI
243 KOREKSI ILMU KALAM & FILSAFAT HAFIDZ ABDURRAHMAN
244 FALSAFAH KEBANGKITAN HAFIDZ SHALIH
245 POLITIK PARTAI M.HAWARI
246 HIDUP SEJAHTERA DIBAWAH ISLAM ABDUL AZIZ AL BADRI
247 DAKWAH ISLAM DAN MASA DEPAN UMAT ABDURRAHMAN AL BAGDADI
248 MPI MR. KURNIA
249 KUMPULAN AYAT HADIST HAFIZD ABDURRAHMAN
250 LEGISLASI HUKUM ISLAM AHMAD MUFTI
251 INVASI AD KE IRAK TEAM
252 KEKASIH ALLAH THALEB ‘AWADALLAH
253 IPS HAFIDZ ABDURRAHMAN



254 SYABAB (ARAB) AT TAISIR FI USHULI TAFSIR ABU RUSYTHAH
256 MASAAILU FIQHIYYATU MUKHTARATUN SYAIKH UWAIDHAH
257 MASYRU QANUNI AL AHZAB FI DAULATIL KHILAFAH ZIYAD GAZAL
258 MASYRU’ QANUNI AL BUYU’ FI DAULATIL KHILAFAH ZIYAD GAZAL
259 ISTIDAL BI DZAN FIL AQIDAH FATHI SALIM
260 THARIQUL IIMAN SAMIH ATH THAIF AZ ZAIN
261 AJWIBAH ASILAH ATHO ABU RUSYTHOH
262 ASH SHUFIAH FI NAZHARIL ISLAM SAMIH ATH THAIF AZ ZAIN
263 NADZRATIN FI USUSI A IQTISHADI AR RA’SUMALIYAH FATHI SALIM


264 ISLAM VS SAIN/TSAQAFAH INTEGRASI PSIKOLOGI DG ISLAM HANNA DJUMAHA BASTAMAN
265 FILSAFAT HIDUP;DUSTUR ILAHI DALAM FISIKA HAFID DABANA
266 MENGGUNGKAP RAHASIA SIDIK JARI FIKRI ABDILLAH
267 JAM HIJRIYAH DARMAWAN ABDULLAH

268 HAROKAH BERSAMA KAFILAH IKHWAN ABBAS AS SIISI
269 MUHAMMADIYAH SBG GERAKAN ISLAM MUSTHAFA KAMAL PASHA
270 MAZDHAB CINTA (SYIAH) IRAWAN MASSIE
271 AL MILAL WA NIHAL ASY SYAHRASTANI
272 SALAFY SEBUAH FASE SEJARAH AL BUTHY
273 IJTIHAD MEMBANGUN BASIS GERAKAN AMIN SUDARSONO
274 AL JAMA’AH, TAFARRUQ DAN KHILAF MR. KURNIA
275 MAZDHAB AL ASY’ARY IDRUS RAMLI
276 HT DALAM SOROTAN M. IDRUS RAMLI
277 HAKIKAT AHLU SUNNAH WAL JAMA’AH SYAMSUDDIN RAMADHAN
278 MENUJU JAMAH ISLAM HUSAIN BIN ALI JABIR
279 SGI BARU ABU ZA’RUR
280 HT MU’TAZILAH GAYA BARU AL ALBANI
281 SGI MUHAMMAD KHALID
282 KUN SALAFIYAN ‘ALA JAADDAH



283 HIZBUT TAHRIR SISTEM SANKSI DALAM ISLAM ABDURRAHMAN AL MALIKI
284 PILAR PENGOKOH NAFSIYAH HTI PRESS
285 BUNGA RAMPAI SI HTI PRESS
286 MEMBANGUN SISTEM EKONOMI ALTERNATIF AN NABHANI
287 SISTEM PEMERINTAHAN ISLAM AN NABHANI
289 KEPRIBADIAN ISLAM I & II AN NABHANI
290 SISTEM PERGAULAN AN NABHANI
291 KRITIK ATAS SOSIALISME MARXISME GHANIM ABDUH
292 KHILAFAH RASYIDAH HTI
293 MA’LUMAT LI SYABAB AN NABHANI
294 HAKIKAT BERFIKIR AN NABHANI
295 SENJATA PEMUSNAH MASAL HTI
296 BUNGA RAMPAI PEMIKIRAN ISLAM M. ISMAIL2
297 DEMOKRASI SISTEM KUFUR ZALLUM
298 PEMBENTUKAN PARPOL ISLAM AN NABHANI
299 SURATUL BADIHAH AN NABHANI
300 BENDEL BULETIN AL ISLAM HTI
301 SERUAN HT HT
302 KONSPIRASI BARAT MERUNTUHKAN KHILAFAH ZALLUM
303 SISTEM SANKSI & HUKUM PEMBUKTIAN ABDURRAHMAN AL MALIKI & AHMAD DAUR
304 SISTEM KEUANGAN ZALLUM
305 KONSEPSI POLITIK HT AN NABHANI
306 POLITIK EKONOMI ISLAM ABDURRAHMAN AL MALIKI
307 BENTURAN PERADABAN HT



308 ARAB AD DAULAH AL ISLAMIYAH AN NABHANI
309 SYAKHSHIYAH ISLAMIYAH 1-3 AN NABHANI
310 MUQADDIMAH DUSTUR 1-2 AN NABHANI AN NABHANI
311 MAFAHIM SIYASIYAH LI HIZBI AT TAHRIR AN NABHANI
312 AN NIZHON AL IJTIMAI AN NABHANI
313 AN NIZDOM IQTISHADI AN NABHANI
314 NIZHOM ISLAM AN NABHANI
315 MAFAHIM HT
316 AJHIZAH DAULATI AL KHILAFAH FIL HUKMI WAL IDARAH ATHO ABU RUSTHAH
317 MIN MUQAWWIMAT ATHO ABU RUSTHAH



318 TAZKIYAH NAFZ/TASAWUF/ADAB MENSUCIKAN JIWA SA’ID HAWA
319 KESESATAN SUFI DR. ABDULLAJ MUSTHAFA NUMSUK
320 TASAWUF DAN IHSAN HISYAM KABBANI
321 TAWASSUL ABU ANAS
322 MADRASAH JIWA MAS UDIK
323 JALAN CINTA MENUJU ALLAH ABU SA’ID AL KHARRAZ
324 KITABU ADAB (ARAB) FU’AD BIN ‘ABDUL AZIZ SYALBUB


325 PENGEMBANGAN DIRI & MANAJEMEN SYARIAH THE POWER OF PUBLIK SPEAKING CBS
326 MANAJER SUKSES M. ABDUL JAWWAD
327 MANAJEMEN STRATEGIS KAREBET WIDJDJAKUSUMA
328 ETOS KERJA ISLAM TOTO TASMARA
329 KEKUATAN SANG MURABBI TAUFIK YUSUF AL WA’IY
330 MENJADI PRIBADI SUKSES DR.AKRIM RIDHO
331 USE YOUR PERFECT MEMORY TONY BUZAN
332 AKU BISA AA GYM
333 BE THE BEST NOT BE ASA KAREBET
334 GILA BACA ALA ULAMA ALI BIN MUHAMMAD AL ’IMRON
335 MENJADI MURABBI SUKSES SATRIA HADI LUBIS
336 MELAWAN DG CINTA ABAY
337 USNDERSTANDING YOUR COMMUNICATION STYLES PONIJAN LIAW
338 MUSLIMONOT HUSAIN MATLA
339 MILLENIUM KE-3 JACQUES ATTALI
340 YAHUDI MENGAPA MEREKA BERPRESTASI TOTO TASMARA
341 MANAJEMEN WAKTU SEORANG MUSLIM YUSUF QARDHAWI


342 THIBUN NABAWI BEKAM SUNNAH NABI& MUKJIZAT MEDIS SYIHAB BADRI YASIN
343 PRAKTEK KEDOKTERAN NABI IBNUL QAYYIM
344 SEMBUH DG SATU TITIK DR. WADA’ UMAR
345 KEMANA SEHARUSNYA ANDA BEROBAT SAEFUDDIN HAKIM
346 PIJAT REFLEKSI GATOT
347 HIDUP SEHAT DG HABAH SAUDA SUBHI SULAIMAN

348 ALIRAN SESAT MELACAK IDEOLOGI AHMADIYAH DR. IHSAN ILAHI DZOHIR
349 ZIONISME GERAKAN MENAKLUKKAN DUNIA ZA MAULANI
350 ISLAM LIBERAL ADIAN HUSAINI
351 BAHAYA ISLAM JAMA’AH LPPI
352 JALAN DIALOG HUNS KUNG CRCS
353 MENYINGKAP ALIRAN SESAT AHMAD BIN YAHYA
354 CUCI OTAK GAYA NII M. AMIN DJAMALUDDIN


355 BAHASA ARAB PERCAKAPAN 3 BAHASA AL MAHIR ACHMAD SUNARTO
256 CARA PRAKTIS MEMAHAMI BHS AL QURAN ROSIHAN ANWAR
357 TERJ NAHWUL WADHIH 1-3 MUSTAFA AMIN
358 NAHWU PRAKTIS IR. SYAMSUDDIN
359 SHARAF
360 GRAMATIKA B. ARAB AHMAD SALABI
361 MUKHTARAT AUNU RAFIQ
362 METODE PRAKTIS BELAJAR NAHWU SANI ABU ZAHRA
363 DASAR2 PENGUASAAN BA AZHAR ARSYAD
364 BELAJAR CPT BHS ARAB 30 JAM AHMAD MUNAWARI
365 AGAR BAHASA ARAB TERASA MUDAH MAGHFUR WAHID
366 BUKU PINTAR MENERJEMAH ARAB-IND NU MUFID
367 TERJ AL BALAGHAH AL WADHIHAH ALI AL KARIM & MUSTHAFA AMIN
368 ILMU NAHWU PRAKTIS A ZAKARIA

369 ARAB JAMI’ AD DURUS AL’ARABIYAH MUSTHOFA AL GHALAYAINI
370 AL MUQARRAR ARABIC LIL JAMI’
371 AL ‘ARABIYYAH LI NASYIIN 3-4
372 QISHSHATU AL I’RAB
373 AL MU’JAM FIL ‘IRAB
374 MULAKASH FUAD NI’MAH
375 AL MUYASSAR FI ILMI NAHWI A ZKARIA

376 EKONOMI /FIKIH EKONOMI SEJARAH PEMIKIRAN EKONOMI ISLAM NUR CHAMID, MM
377 KRIRIS KAPITALISME GLOBAL GEORGE SOROS
378 BAHAYA NEOLIB REVRISOND BASWIR
379 HALAL HARAM DALAM BISNIS KONTEMPORER SA’ID ABDUL ADZIM
380 MEMBANGUN IND TANPA PAJAK DAN UTANG ENDAH KARTIKA SARI
381 MENYONGSONG SISTEM EKONOMI ANTI KRISIS HTI
382 BISNIS ISLAMI YUSUF SABATIN
383 BUKU PINTAR BISNIS SYARI ZIYAD GAZAL
384 BAHAYA SISTEM EKO KAPITALIS M. AL KHALIDI
385 MUQADDIMAH SISTEM EKONOMI HAFIDZ ABDURRAHMAN

386 LOGIKA ZUBDATUL MANTIQIYYAH MA’SHUM ZAINI
387 LOGIKA MANTIK AHMAD MUDLOR

388 SAMARA MEMBAHAGIAKAN S3 SJAK MALAM PERTAMA NIPAN ABDUL HALIM
389 APA BAHAYA MENIKAH DENGA WAN NON MUSLIM ABDUL MUTHA’AL
390 RUMAH PENUH CINTA IZZATUL JANNAH
391 MENCAPAI PERNIKAHAN BAROKAH FAUZIL ADZIM
392 MEMILIH JODOH ISLAM HUSSAIN MUHAMMAD
393 150 MASLAH NIKAH MIFTAH FARID
394 SENI BERGHONJU IMAM SUYUTHI
395 FIKIH JIMA’ DR.ABDULLAH AL FAQIH


396 FIKIH SHALAT SHALAT 4 MAZDHAB ABDUL QADIR AR RAHBAWI
397 SIFAT SHALAT NABI AL ALBANI
398 AHKAM SHALAH (TERJ) ALI RAGHIB
399 TUNTUNAN SHALAT LENGKAP SYAIKH UWAIDHAH
400 AHKAM SHALAH (ARAB) ALI RAGHIB



401 NISA TAMPIL CANTIK DG HERBAL GHADAH AHMAD SAID
402 HUKUM WANITA HAMIL YAHYA ABDURRAHMAN AL KHATIB
403 MABAHITSU FI AL LIBAASI ASY SYAR’IE LIL MARATIL MUSLIMAH (ARAB) USTMAN ZAAHID
444 FIKIH WANITA SYAIKH KAMIL UWAIDHAH


404 ILMU FALAK ILMU FALAK MUHYIDDIN KHAZIN


405 FIKIH PUASA UMAT BERSATULAH (RUKYAT HILAL) AL BAGDADI
406 PUASA MENUJU SEHAT AHMAD SYAIFUDDIN
407 BISA JADI RAMADHAN TERAKHIR SALMAN BIN AL FADH
408 TUNTUNAN PUASA SYAIKH UWAIDHAH
409 BIMBINGAN MERAIH KEMULIAAN RAMADHAN SYAIKH FAUZAN AL FAUZAN
410 BEKAL RAMADHAN SYUHUKH

411 PARENTING MENJADI ORTU SEJATI RIDHO SALAMAH
412 ANAK KU ISLAM ITU INDAH DR. YULIANA
413 MY PARENT GOOD MY FRIEND DR. YULIANA
414 TAHAPAN MENDIDIK ANAK JAMAL ABDURRAHMA
415 FIKIH ANAK HUZAIMAH
416 MEMBENTUK ANAK SHALEH SITI RAFIDAH
417 PANDUAN PRAKTIS MENGGAMBAR & MEWARNA AS’ADI M.



418 REMAJA REMAJA, MEDIA, DAN IDOLA YUSUF HANAFI
419 PENDIDIKAN MASA PUBERTAS ZAID ABDURRAHMAN


420 BID’AH KAIDAH MEMAHAMI BID’AH MUHAMMAD BIN HUSAIN
421 MEMBEDAH SELUK BELUK BID’AH ABDUL QADIR SAQAF

422 USHUL FIKIH STUDI TENTANG USHUL FIKIH IYAD HILAL

423 ILMU QAWAIDUL FIQHIYYAH ADE ROHAYANI
424 AL WAJIZ;100 KAIDAH FIKIH ABDUL KARIM ZAIDAN
425 METODE TARJIH M. WAFA
426 MUQARANAH MAZAHIB ROMLI SA
427 USHUL FIQIH HAFIDZ ABDURRAHMAN
428 USHUL FIQIH KHAIRUL UMAM
429 USHUL FIQIH PRAKTIS ATHO IBNU KHALIL

430 AL WADHIH FI USHULIL FIQH M.HUSAIN ABDULLAH
431 AL USHUL MIN ‘ILMI USHUL SYAIKH ‘UTSAIMIN
432 MANDZUMAH USHUL AL FIQHI WA QAWA’IDIHI SYAIKH ‘UTSAIMIN
433 AL MUKHTAR FI USHUL FIQH AHMAD LABIB
434 TAISIRU AL WUSHUL ILAL USHUL (2X) ATHO IBNU KHALIL
435 SYARAH AL WARAQAT FI USHUL FIQH SYAIKH FAUZAN


436 PENDIDIKAN 40 METODE PENDI & PENGAJARAN RASUL ABDUL FATAH
437 STRATEGI PENDIDIKAN NEGARA KHILAFAH ABU YASIN
438 SISTEM PENDIDIKAN DI MASA KHILAFAH AL BAGHDADI


439 DLL PIKIRAN & PERILAKU ISLAMI H. SYAFRIANSYAH
440 KEJAHATAN THDP NEGARA
441 PENYESATAN OPINI ADIAN HUSAINI
442 BAHAYA PEMIKIRAN AL AFGHANI SULAIMAN BIN SHALEH
443 YAHUDI CATATAN HITAM SEJARAH MAHIR AHMAD AGHA
446 BUKU2 KECIL YANG MENCAPAI 50 JUDUL